Sistem Peringatan Dini Bencana Melalui TV Digital dan DPIS Resmi Diterapkan di Indonesia

: Menkominfo Budi Arie Setiadi (tiga dari kanan) dalam Peresmian Sistem Penyebaran Informasi Bencana melalui DPIS dan EWS Siaran TV Digital (Humas Kominfo)


Oleh Wahyu Sudoyo, Selasa, 24 September 2024 | 05:53 WIB - Redaktur: Untung S - 369


Jakarta, InfoPublik – Penerapan sistem penyebaran informasi dini kejadian bencana atau Early Warning System (EWS) melalui TV digital dan Disaster Prevention Information System (DPIS) dinilai sebagai langkah penting dalam memperkuat mitigasi bencana di Indonesia. Inovasi itu diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam.

“Kita sedang berada pada momen penting untuk memperkuat pencegahan dan mitigasi bencana di Indonesia,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi dalam pernyataannya saat meresmikan Sistem Penyebaran Informasi Bencana melalui DPIS dan EWS Siaran TV Digital di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, pada Senin (23/9/2024).

Menurut Budi Arie, DPIS berperan dalam menyampaikan informasi bencana secara langsung kepada petugas, relawan, serta tim kebencanaan dari tingkat pusat hingga kabupaten dan kota. Sistem ini diharapkan dapat membantu dalam penanganan bencana yang cepat dan optimal, mempercepat respon dari pihak-pihak terkait.

Sistem DPIS merupakan hibah dari Pemerintah Jepang, yang dirancang khusus untuk memfasilitasi penyebaran informasi terkait bencana, guna memastikan penanganan bencana yang cepat dan efisien.

“Sedangkan EWS TV Digital adalah sistem yang memungkinkan penyebaran informasi bencana melalui siaran televisi digital, yang didasarkan pada kode pos di wilayah terdampak. Masyarakat dapat langsung menerima informasi bencana melalui siaran TV digital mereka,” jelasnya.

Budi Arie menambahkan bahwa Sistem EWS TV Digital mampu menjangkau sekitar 76 persen populasi Indonesia, memanfaatkan jangkauan luas dari siaran televisi digital. Informasi kebencanaan disampaikan langsung oleh otoritas yang berwenang dalam deteksi dini bencana dan akan muncul di layar TV, bahkan dengan menginterupsi siaran yang sedang ditonton oleh masyarakat.

"DPIS dan EWS TV Digital ini saling melengkapi dan mendukung sistem peringatan dini eksisting seperti SMS Blasting. Perlu dicatat, informasi bencana ini hanya akan disebarkan kepada masyarakat di wilayah yang terdampak," tegas Menkominfo.

Menkominfo juga menyatakan bahwa Kementerian Kominfo telah melakukan uji coba Sistem EWS TV Digital bersama penyelenggara multipleksing (MUX), vendor perangkat TV Digital, serta Set Top Box (STB), yang didukung oleh berbagai kementerian dan lembaga terkait seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Dalam sambutannya, Budi Arie menekankan pentingnya sosialisasi masif terkait implementasi sistem informasi kebencanaan ini.

"Hal itu sangat penting agar masyarakat mengetahui langkah-langkah keselamatan yang perlu diambil saat menerima peringatan dini bencana melalui layar televisi," tutupnya.

Acara ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh penting, seperti Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Wayan Toni Supriyanto, Staf Khusus Menteri Dedy Permadi, Direktur Utama LPP TVRI Iman Brotoseno, Komisioner KPI Pusat Bidang Pengawasan Isi Siaran Aliyah, serta Chief Representative JICA Indonesia Office Takeda Sachiko dan perwakilan dari lembaga lainnya.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Jumat, 22 November 2024 | 21:05 WIB
Kemkomdigi Dorong Kolaborasi Perkuat Penelitian dan Pengembangan AI
  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Jumat, 22 November 2024 | 21:00 WIB
Wamenkomdigi: Inti Komunikasi yang Efektif Terletak pada Kualitas Manusia
  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Kamis, 21 November 2024 | 22:23 WIB
Pemerintah Sampaikan Informasi Budaya melalui Prangko
  • Oleh MC KOTA TIDORE
  • Kamis, 21 November 2024 | 12:10 WIB
Gunung Ibu di Halmahera Barat Meletus Tiga Kali, Kolom Abu Capai 800 Meter
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Rabu, 20 November 2024 | 20:10 WIB
BRIN: Teknologi Satelit dan AI Dukung Analisis Dampak Letusan Gunung Lewotobi