- Oleh Wandi
- Senin, 18 November 2024 | 08:44 WIB
: Imam Besar Masjid Istiqlal, Profesor Nasaruddin Umar menerima kunjungan Aspotolik Paus Fransiskus di Masjid Istiqlal pada Kamis (5/9/2024)/ foto: ANTARA FOTO
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Kamis, 5 September 2024 | 16:49 WIB - Redaktur: Untung S - 324
Jakarta, InfoPublik – Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Nasaruddin Umar, dengan penuh suka cita menerima kunjungan Apostolik Paus Fransiskus pada Kamis (5/9/2024). Dalam sambutannya, Prof Nasaruddin menekankan bahwa keberagaman yang damai merupakan impian semua umat manusia dan menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaga harmoni di tengah perbedaan.
“Sebagai umat manusia dan umat beragama, kita semua pasti mendambakan kehidupan yang damai, tenteram, dan harmonis di tengah keberagaman masyarakat serta keseimbangan dengan lingkungan alam,” ujar Prof Nasaruddin.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Masjid Istiqlal disambut hangat, mencerminkan keberagaman yang damai dan harmonis. Masjid Istiqlal, yang dibangun oleh seorang arsitek beragama Kristiani, menjadi simbol nyata kerukunan antar umat beragama di Indonesia.
Prof Nasaruddin menyampaikan bahwa meskipun dunia dipenuhi keberagaman, masih banyak konflik yang menyebabkan penderitaan di berbagai belahan dunia. Oleh karena itu, dialog antar tokoh agama menjadi sangat penting untuk mendamaikan umat yang sedang berkonflik.
“Pada kenyataannya, saudara-saudara kita di berbagai belahan dunia ini masih banyak yang menderita karena konflik. Dialog antar tokoh agama sangat penting dan dibutuhkan untuk menyelesaikan persoalan kemanusiaan dan ancaman kerusakan lingkungan,” tambah Prof Nasaruddin.
Ia berharap bahwa keberagaman seharusnya dilihat sebagai anugerah yang patut disyukuri, bukan sebagai sumber perpecahan. Dengan dialog dan pertemuan antar agama, diharapkan perdamaian dan kerukunan dapat tercipta, baik di Indonesia maupun dunia.
Masjid Istiqlal: Simbol Harmoni dan Pemberdayaan Kemanusiaan
Dalam sambutannya, Prof Nasaruddin juga mengenang sejarah pembangunan Masjid Istiqlal, yang digagas oleh Presiden Soekarno dan diresmikan oleh Presiden Soeharto. Masjid ini, katanya, telah menjadi rumah pemberdayaan yang berfokus pada kemanusiaan dan harmoni kehidupan.
“Masjid Istiqlal bukan hanya rumah ibadah umat Islam, tetapi juga rumah besar bagi umat manusia. Di sini, kemanusiaan selalu diutamakan, dan peran pemberdayaan umat difokuskan pada basis kemanusiaan dan harmoni kehidupan,” jelasnya.
Masjid Istiqlal, yang baru saja direnovasi oleh Presiden Joko Widodo, terus menjadi simbol kerukunan umat beragama di Indonesia dan dunia. Pembangunan masjid ini oleh seorang arsitek Kristiani menunjukkan komitmen bangsa Indonesia dalam menjaga kerukunan antar agama.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Masjid Istiqlal juga dihadiri oleh tokoh-tokoh lintas agama dan tokoh penting Indonesia, termasuk Sinta Nuriyah Wahid (mantan istri Presiden ke-4 RI), mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Prof. Quraish Shihab, dan sejumlah perwakilan agama lainnya.