Digitalisasi dan AI: Kunci UMKM Hadapi Tantangan Ekonomi Digital

: Menkomdigi Meutya Hafid saat membuka Pelatihan dan Diskusi dengan UMKM bertajuk “Upscaling UMKM dan Digitalisasi UMKM” di Urban FOrest, Jakarta (Wahyu Sudoyo/InfoPublik)


Oleh Wahyu Sudoyo, Sabtu, 21 Desember 2024 | 14:04 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 109


Jakarta, InfoPublik – Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) mendorong pelaku UMKM cepat beradaptasi dan mampu memanfaatkan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), sebagai senjata utama untuk bersaing di pasar global. Dengan AI, UMKM dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengembangkan strategi pemasaran yang lebih cerdas, dan menciptakan produk yang relevan dengan kebutuhan pasar internasional.

Kemampuan tersebut adalah kunci menghadapi tantangan arus digitalisasi di era ekonomi digital. Maka penguatan keterampilan digital UMKM menjadi salah satu fokus pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Demikian ditegaskan Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, saat acara “Upscaling UMKM dan Digitalisasi UMKM” yang diadakan di Urban Forest, Jakarta Selatan, Sabtu (21/12/2024)

UMKM dikatakannya jadi salah satu sektor yang paling terdampak oleh digitalisasi, tetapi juga memiliki peluang besar untuk berkembang jika mampu beradaptasi dengan teknologi.

“Pemanfaatan teknologi digital, termasuk AI, bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Jika UMKM di luar negeri telah menggunakan AI untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing, maka kita juga harus siap. Jika tidak, kita akan kalah dalam persaingan global,” ujar Meutya Hafid.

Berdasarkan data Kemkomdigi, hingga 2023, baru sekitar 38,7 persen UMKM di Indonesia yang telah memanfaatkan teknologi digital. Begitu pula data Badan Ekonomi Kreatif pada periode yang sama sebesar 42 persen. Angka ini memang naik dari 34 persen pada 2022, tetapi dinilai belum signifikan mengingat derasnya arus digitalisasi.

“Pertumbuhannya belum cukup cepat untuk mengimbangi transformasi digital yang tengah berlangsung. Kita harus mempercepat langkah agar UMKM dapat lebih kompetitif,” jelas Meutya.

Untuk itu, Kemkomdigi terus mendorong literasi digital melalui berbagai program, termasuk pelatihan, diskusi, dan kampanye online bekerja sama dengan media. Acara pelatihan kali ini diikuti oleh sekitar 500 pelaku UMKM yang antusias belajar meningkatkan keterampilan digital mereka.

AI: Revolusi Cara Kerja UMKM

Pada kesempatan tersebut Menkomdigi juga menggarisbawahi bahwa teknologi AI dapat menjadi alat revolusioner bagi UMKM. AI memungkinkan pelaku usaha untuk meningkatkan efisiensi, mulai dari pembuatan logo, profil perusahaan, hingga analisis pasar.

“AI mampu membantu UMKM di berbagai tahap, mulai dari langkah awal hingga pengembangan lebih lanjut. Namun, jika kita tidak mempersiapkan diri, negara lain yang sudah lebih maju dalam penggunaan AI akan menjadi lebih kompetitif, sementara kita tertinggal,” tambah Meutya.

Ia pun mengingatkan bahwa kesiapan UMKM dalam mengadopsi teknologi seperti AI akan berdampak langsung pada target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen, seperti yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.

Kegiatan Upscaling UMKM dan Digitalisasi UMKM, tersebut menjadi ajang diskusi langsung antara pelaku UMKM dan Kemkomdigi.

Meutya Hafid yang turut didampingi Plt Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media (Dirjen KPM) Molly Prabawaty, serta sejumlah jajaran pejabat dan staff Kemkomdigi, bahkan meninjau langsung booth peserta pelatihan dan berdialog dengan pelaku usaha untuk mendengar aspirasi mereka.

“Kami membutuhkan masukan dari pelaku UMKM untuk terus mengembangkan strategi digitalisasi yang tepat. Ini adalah pekerjaan rumah bersama agar teknologi digital dan AI benar-benar menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi,” kata Meutya.

Dengan berbagai tantangan dan peluang yang dihadirkan oleh era digital, Kemkomdigi dikatakannya berharap seluruh pelaku UMKM segera mengambil langkah konkret dalam memperkuat literasi digital dan memanfaatkan teknologi, termasuk AI, sebagai bagian dari strategi bisnis. Teknologi harus dimanfaatkan untuk mendorong efisiensi, meningkatkan daya saing, dan mewujudkan visi pertumbuhan ekonomi nasional.