KLHK Ajak Generasi Muda Menjadi Pejuang Konservasi

: Para peserta Jambore Konservasi Alam 2024 di Kabupaten Semarang, jawa Tengah (Biro Humas KLHK)


Oleh Wahyu Sudoyo, Kamis, 29 Agustus 2024 | 08:20 WIB - Redaktur: Untung S - 195


Jakarta, InfoPublik – Generasi muda diajak untuk turut menjadi pejuang konservasi alam untuk menjaga fungsi alam tetap optimal dan kelestarian hutan melalui Jambore Konservasi Alam 2024, yang kali ini digelar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Bumi Perkemahan Kali Pasang, Semarang, Provinsi Jawa Tengah.

"Agar fungsi alam tetap optimal, hutannya tetap baik dan lestari, kita membutuhkan para pejuang konservasi, salah satunya yaitu para peserta Jambore Konservasi Alam hari ini," ujar Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Dirjen KSDAE) KLHK, Satyawan Pudyatmoko, dalam keterangannya terkait acara Jambore Konservasi Alam Tahun 2024 di Bumi Perkemahan Kali Pasang, Semarang, Provinsi JAwa Tengah, seperti dilansir pada Rabu (28/8/2024).

Menurut Satyawan, acara yang berlangsung selama tiga hari pada 27 - 29 Agustus 2024 ini menjadi ajang silaturahmi generasi muda konservasi dan untuk lebih mengenalkan keberadaan kawasan konservasi kepada generasi muda. 

Jambore Konservasi Alam tahun ini diikuti 200 orang anak muda dari kader konservasi alam, kelompok pecinta alam, pramuka, pelajar, mahasiswa, Green Leadership Indonesia, dan Green Youth Movement yang berasal dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen KSDAE.

Lokasi jambore di Bumi Perkemahan Kali Pasang merupakan wilayah kelola Balai Taman Nasional Gunung Merbabu.

"Saat ini kita memang tengah fokus meningkatkan peran generasi muda untuk menjaga agar alam ini tetap lestari dengan tagline 'Youth for Sustainable Nature'. Mengapa generasi muda? Karena generasi muda memiliki modal yang besar baik berupa semangat, energi, kreatifitas, keberanian, maupun potensi untuk menjadi agent of change (agen perubahan)," jelasnya.

Satyawan menjelaskan, generasi muda dapat menjadi agent of change jika memiliki pengalaman riil ketika berinteraksi dengan alam, seperti yang saat ini dilakukan melalui Jambore Konservasi Alam.

Pengalaman riil tersebut kemudian dilengkapi dengan dialog bersama narasumber yang tepat agar mereka dapat memiliki pemahaman yang bagus dan pengertian yang cukup fundamental terhadap pentingnya alam.

“Dengan begitu, mereka bisa menjadi narasumber ketika berdiskusi dengan teman-temannya yang lain,” imbuhnya.

Lebih lanjut Dirjen KSDAE mengatakan, generasi muda juga sangat aktif dalam sosial media, sehingga tugas sebagai agent of change dapat dilakukan juga dengan menjadi influencer untuk menggerakkan kekuatan kaum muda bersama-sama melakukan konservasi alam.

Dia berharap Jambore Konservasi Alam ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sebagai wahana pembelajaran konservasi bagi generasi muda, melalui keterlibatan aktif peserta jambore dan dedikasi para instruktur dalam meningkatkan pengetahuan mengenai konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

"Dan yang penting bisa memberikan pengalaman dan kesan yang baik bagi semua peserta," pungkas Satyawan Pudyatmoko.

Turut hadir pada acara itu, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah yang diwakili oleh Kepala Dinas LHK Provinsi Jawa Tengah, Bupati Semarang yang diwakili oleh Kepala Dinas LH Kabupaten Semarang, Forkompimda Kabupaten Semarang, Pejabat Tinggi Pratama Ditjen KSDAE, Kepala UPT Ditjen KSDAE, tokoh masyarakat dan mitra konservasi.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Fatkhurrohim
  • Kamis, 29 Agustus 2024 | 07:44 WIB
Gala Dinner Megah di Monas akan Sambut Para Pemimpin Dunia di ISF 2024
  • Oleh Untung Sutomo
  • Selasa, 30 Juli 2024 | 09:13 WIB
Taman Parapuar, Daya Tarik Baru Pariwisata Labuan Bajo
  • Oleh MC KAB AGAM
  • Senin, 29 Januari 2024 | 16:38 WIB
Bupati Agam Minta IPM Jadi Agen Perubahan