BRIN Perkuat Riset dan Kolaborasi One Health untuk Cegah Penyakit Zoonosis dan Emerging

: Ilustrasi Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasionall, Laksana Tri Handoko/ foto: BRIN


Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Senin, 26 Agustus 2024 | 17:17 WIB - Redaktur: Untung S - 248


Jakarta, InfoPublik - Badan Riset dan Inovasi Nasional melalui Organisasi Riset Kesehatan (ORK) mengembangkan menyelenggarakan Focus Grup Discussion bertajuk” Strengthening One Health Research and Collaboration for Preventing Zoonotic and Emerging Diseases”, untuk memperkuat riset dan kolaborasi one health pencegahan penyakit zoonosis dan emerging.

Kepala Organisasi Riset Kesehatan, NLP, Indi Dharmayanti menjelaskan, meningkatnya frekuensi dan dampak penyakit zoonosis dan penyakit baru disebabkan oleh banyak faktor. Diantaranya globalisasi, perubahan lingkungan, dan intensifikasi interaksi manusia-hewan. Kondisi ini perlu segera diatasi dan dikendalikan, sehingga dibutuhkan peningkatan penelitian interdisipliner mengenai penyakit zoonosis dan penyakit baru yang muncul melalui pendekatan One Health.

“Penyakit zoonosis dan emerging/re-emerging tidak hanya dapat mengancam kesehatan masyarakat, namun dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi, ketahanan pangan, dan keanekaragaman hayati. Untuk itu riset lintas disiplin menjadi solusi yang cerdas untuk meningkatkan pencegahan, deteksi, dan respons terhadap penyakit zoonosis dan penyakit baru, sehingga dibutuhkan pendekatan terpadu dalam upaya penanganannya,” ujar Indi berdasarkan siaran pers BRIN yang diterima, Senin (26/8/2024).

Indi menambahkan, untuk lebih memperkuat penanganan tersebut melalui upaya penelitian, sistem pengawasan yang lebih baik, dan kolaborasi erat dengan mitra nasional maupun internasional perlu ditingkatkan. Menurutnya, inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk mendorong penelitian interdisipliner, membangun jaringan kolaborasi, juga dapat mempromosikan kegiatan peningkatan kapasitas yang berfokus pada zoonosis dan penyakit infeksius yang baru muncul.

“Dengan memperkuat penelitian dan kolaborasi One Health, kita dapat memberikan perlindungan yang lebih baik untuk kesehatan masyarakat, melestarikan keanekaragaman hayati, dan memastikan pembangunan berkelanjutan di Indonesia dan sekitarnya,” imbuh Indi.

Kepala Pusat Riset Veteriner, Harimurti Nuradji menambahkan, wabah penyakit zoonosis seperti COVID-19, Nipah, flu burung, dan Ebola telah mengingatkan kita akan pentingnya upaya pencegahan dan deteksi dini terhadap munculnya penyakit baru. Dari peristiwa-peristiwa tersebut dapat terdeteksi adanya kesenjangan dalam sistem pemantauan, prediksi, dan pengendalian penyakit zoonosis yang ada. Oleh karena itu, kerangka One Health ini sangat penting untuk memahami dan memitigasi risiko dengan lebih baik akibat efek yang ditimbulkan oleh penyakit-penyakit tersebut.

“Dengan mengumpulkan sumber daya, berbagi pengetahuan, dan kerja sama para pemangku kepentingan dalam satu forum FGD akan dapat membantu menciptakan dan mengembangkan strategi penanganan penyakit yang lebih efektif, upaya pencegahan dan pengendalian yang lebih baik, dan membangun kapasitas yang diperlukan untuk menerapkan strategi ini di tingkat lokal, nasional, dan internasional,” ujar Harimurti.

One Health merupakan konsep kolaboratif interdisipliner yang melibatkan sektor kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan . Kolaborasi One Health merupakan sebuah strategi untuk mencegah dan mendeteksi transmisi penyakit zoonosis pada human-animal-environment interface. Acara tersebut akan diselenggarakan pada 26-27 Agustus 2024 di BRIN Rawamangun.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Rabu, 11 September 2024 | 21:08 WIB
BRIN Rekomendasikan Teknologi AI untuk Atasi Kebocoran Sampah Plastik ke Laut
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Selasa, 10 September 2024 | 18:18 WIB
BRIN Dorong Inovasi Penanganan Sampah Plastik di Laut untuk Jaga Ekosistem Laut Indonesia
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Selasa, 10 September 2024 | 18:13 WIB
BRIN Ciptakan Purwarupa Sistem Jaringan Detektor Bawah Air
  • Oleh MC KOTA TIDORE
  • Selasa, 10 September 2024 | 15:54 WIB
Mengenal Karst Sagea, Destinasi Riset Keanekaragaman Hayati di Halmahera Tengah
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Senin, 9 September 2024 | 13:12 WIB
Poltek Nuklir Tingkatkan Kompetensi Mahasiswa dengan Sertifikasi dan Program MBKM
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Rabu, 4 September 2024 | 14:15 WIB
BRIN Imbau Pentingnya Perlindungan Kekayaan Intelektual untuk Cegah Biopiracy
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Selasa, 3 September 2024 | 15:14 WIB
BRIN Tegaskan Komitmen Cegah Wabah Mpox di Indonesia melalui Riset Terintegrasi
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Senin, 2 September 2024 | 16:01 WIB
BRIN Perkenalkan Sistem TRIGRS untuk Mitigasi Risiko Tanah Longsor di Jawa Barat