Sistem Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak untuk Pariwisata Resmi Diluncurkan

: Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno bersama dengan Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi/Plt Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Frans Teguh, serta Kepala Biro Komunikasi, I Gusti Ayu Dewi Hendriyani dan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati saat kick off program Sistem Informasi Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak (IBF) di sektor pariwisatac dalam The Weekly Brief With Sandi Uno yang berlangsung secara hybrid di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (19/8/2024). Foto: Biro Komunikasi Kemenparekraf


Oleh Untung Sutomo, Selasa, 20 Agustus 2024 | 10:01 WIB - Redaktur: Untung S - 249


Jakarta, InfoPublik – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) sekaligus Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kabaparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, resmi memulai program Sistem Informasi Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak (IBF) di sektor pariwisata. Program itu diluncurkan dalam acara "The Weekly Brief With Sandi Uno" yang berlangsung secara hybrid di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (19/8/2024).

Sandiaga menjelaskan bahwa Sistem IBF merupakan hasil kolaborasi antara Kemenparekraf dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Sebelumnya, kedua lembaga ini telah menjalin kerja sama melalui Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) untuk memanfaatkan data cuaca yang akurat dalam sektor pariwisata.

Tahun ini, kolaborasi tersebut diwujudkan melalui pembangunan Sistem IBF yang memberikan peringatan dini terkait dampak cuaca terhadap pengalaman berwisata. “Sistem ini akan memudahkan wisatawan dalam mengatur jadwal liburan mereka dengan memperhatikan faktor cuaca,” ujar Sandiaga.

Labuan Bajo menjadi pilot project untuk program ini, seperti yang disampaikan oleh Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi/Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Frans Teguh. Ia berharap sistem ini akan membantu memitigasi risiko bencana, terutama di daerah wisata berisiko tinggi seperti Labuan Bajo. "Sensitivitas terhadap cuaca sangat penting untuk keselamatan dan kenyamanan pengunjung, sehingga mereka merasa aman dan terdorong untuk kembali berkunjung," jelas Frans.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menambahkan bahwa Sistem IBF tidak hanya memberikan informasi prakiraan cuaca seperti suhu udara, hujan, dan kecepatan angin, tetapi juga potensi dampak seperti kilat, puting beliung, longsor, dan banjir. “Sistem ini juga akan memberikan panduan tentang tindakan yang harus diambil dalam situasi cuaca ekstrem, sehingga sangat membantu wisatawan dalam merencanakan kunjungan mereka ke destinasi wisata,” kata Dwikorita.

Sistem ini dilengkapi dengan ribuan titik pengamatan, puluhan radar, dan satu satelit, menjadikannya sangat akurat. "Dengan demikian, wisatawan dapat mengoptimalkan kunjungan mereka ke destinasi wisata," tambahnya.

Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf, I Gusti Ayu Dewi Hendriyani, menyatakan bahwa Biro Komunikasi Kemenparekraf berkomitmen untuk menyebarluaskan informasi terkait Sistem IBF melalui berbagai kanal media Kemenparekraf/Baparekraf, serta kepada para pemangku kepentingan di sektor pariwisata, baik internal maupun eksternal. "Kami juga akan mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya menggunakan sistem ini, terutama untuk penentuan waktu penyelenggaraan event dan ketangguhan destinasi," ujar Dewi.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KOTA TIDORE
  • Jumat, 13 September 2024 | 07:32 WIB
BMKG Peringatkan Peningkatan Kecepatan Angin dan Gelombang Tinggi di Maluku Utara
  • Oleh Untung Sutomo
  • Kamis, 12 September 2024 | 11:19 WIB
BPOLBF Raih Penghargaan Kualifikasi Informatif 2024 dari Kemenparekraf
  • Oleh MC KOTA TIDORE
  • Selasa, 10 September 2024 | 15:33 WIB
Prakiraan Cuaca di Maluku Utara, Waspada Angin Kencang hingga 50 Km/Jam
  • Oleh Dian Thenniarti
  • Senin, 9 September 2024 | 19:26 WIB
Menhub Bahas Peluang Rute Penerbangan dari UEA ke Bandara Komodo di Labuan Bajo
  • Oleh Dian Thenniarti
  • Sabtu, 7 September 2024 | 11:35 WIB
Indonesia Kembangkan Teknologi Lokal Hadapi Ancaman Tsunami di Masa Depan
  • Oleh Dian Thenniarti
  • Sabtu, 7 September 2024 | 11:34 WIB
BMKG Perpanjang Modifikasi Cuaca di IKN hingga 12 September 2024