BRIN Dorong Pemanfaatan Nuklir untuk Preservasi Warisan Budaya

: BRIN ditunjuk oleh Lembaga Atom Internasional atau International Atomic Energy Agency (IAEA) untuk menjadi Designated Team Member (DTM)/ foto: Humas BRIN


Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Minggu, 18 Agustus 2024 | 11:29 WIB - Redaktur: Untung S - 244


Jakarta, InfoPublik – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong pemanfaatan teknologi nuklir untuk mempreservasikan warisan budaya Indonesia. Upaya itu dilakukan melalui penyelenggarakan pertemuan para ahli nuklir dan rkeologi kawasan Asia Pasifik.

Berdasarkan siaran pers BRIN yang diterima, Minggu (18/8/2024), Indonesia melalui BRIN ditunjuk oleh Lembaga Atom Internasional atau International Atomic Energy Agency (IAEA) untuk menjadi Designated Team Member (DTM) untuk mengambil peran sentral dalam perencanaan implementasi proyek kerja sama teknik terkait pemanfaatan nuklir untuk karakterisasi warisan budaya serta mendukung preservasi benda warisan.

Melalui proyek kerja sama teknik antarnegara di kawasan Asia Pasifik dan Middle East tersebut diharapkan Indonesia dapat menjadi contoh bagi negara anggota lainnya dalam riset terkait arkeologi dengan memanfaatkan teknologi nuklir.

Deputi Kebijakan Pembangunan BRIN, Mego Pinandito menyampaikan, Indonesia memiliki kekayaan warisan budaya yang luar biasa dan perlu terus dijaga kelestariannya. Warisan budaya nasional ini menjadi salah satu aset dalam menjalin kolaborasi dengan praktisi dan ilmuwan global dalam mempelajari berbagai aspek warisan budaya yang dapat memperkaya khasanah peradaban global.

Untuk itu, diperlukan pengelolaan warisan budaya dengan baik dan menggunakan teknologi yang tepat, salah satunya dapat memanfaatkan teknologi nuklir.

“Kolaborasi riset dan inovasi teknologi nuklir untuk karakterisasi dan preservasi benda warisan budaya perlu untuk terus didorong, dan Indonesia dapat memainkan peran sentral dalam kolaborasi ini dibawah payung kerjasama teknis IAEA, memanfaatkan teknologi nuklir yang telah dikuasai oleh ilmuwan Indonesia serta mengangkat berbagai riset warisan budaya nasional yang dapat dijadikan contoh bagi negara anggota lain,“ ujar Mego.

Pada pertemuan RCM yang diselenggarakan pada tanggal 19 sampai 23 Agustus 2024 itu akan melibatkan 19 negara anggota IAEA yang berpartisipasi dalam proyek kerja sama tersebut, akan membahas implementasi proyek kerjasama teknis RAS1027 di seluruh negara anggota. Selain itu pertemuan itu diharapkan mampu membentuk jejaring kolaborasi riset dan inovasi dalam pemanfaatan teknik nuklir untuk karakterisasi warisan budaya serta mendukung preservasi benda warisan budaya, serta mendukung kerjasama saintis dan praktisi arkeologi dalam memanfaatkan teknik ini.

“Pengalaman riset arkeologi Indonesia yang telah berhasil mendukung upaya preservasi berbagai peninggalan warisan budaya nasional ini menjadi aset penting untuk mendorong kepemimpinan Indonesia dalam  kolaborasi kedepan bersama banyak negara dibawah kerangka kerjasama teknis IAEA,“ imbuh Mego.

Di dalam implementasi proyek kerja sama itu, IAEA akan memberikan asistensi kepada negara anggota dalam pengembangan kapasitas dan penguasaan teknologi nuklir yang dapat dimanfaatkan dalam lingkup preservasi benda warisan budaya. Indonesia menjadi DTM untuk proyek kerjasama teknis RAS1027 itu dan diminta oleh negara anggota lainnya memimpin penyiapan kerangka kerjasama lanjutan untuk siklus tahun 2026-2027.

Kepala Pusat Arkeometri BRIN, Sofwan Noerwidi mengatakan, BRIN sebagai koordinator pelaksanaan proyek di Indonesia menggandeng berbagai pemangku kepentingan pelindungan warisan budaya nasional, untuk dapat mensinergikan pemanfaatan teknik nuklir dalam mendukung upaya pemangku kepentingan melakukan pelindungan berbagai benda warisan budaya nasional. Beberapa kolaborasi yang telah dilakukan diantaranya melibatkan Balai Arkeologi di Bali untuk riset penanggalan karbon benda-benda peninggalan budaya dan bersama Taman Mini Indonesia Indah untuk potensi kolaborasi riset.

Sofwan menjelaskan, proyek itu juga membantu kegiatan eksplorasi dan ekskavasi berbagai benda purbakala di wilayah Nusa Tenggara dan Bali, karakterisasi benda purbakala di wilayah Sumatera, Jawa, Papua Barat dan Sulawesi, serta upaya preservasi manuskrip kuno pada beberapa museum nasional.

"Kedepan Indonesia juga mentargetkan pemanfaatan teknik nuklir dapat membantu preservasi dan karakterisasi artefak kayu serta identifikasi fosil manusia purba," ujar Sofwan.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Rabu, 18 September 2024 | 13:31 WIB
BRIN- MAB-UNESCO Tingkatkan Konservasi Cagar Biosfer melalui Periodic Review
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Rabu, 11 September 2024 | 21:08 WIB
BRIN Rekomendasikan Teknologi AI untuk Atasi Kebocoran Sampah Plastik ke Laut
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Selasa, 10 September 2024 | 18:18 WIB
BRIN Dorong Inovasi Penanganan Sampah Plastik di Laut untuk Jaga Ekosistem Laut Indonesia
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Selasa, 10 September 2024 | 18:13 WIB
BRIN Ciptakan Purwarupa Sistem Jaringan Detektor Bawah Air
  • Oleh MC KOTA TIDORE
  • Selasa, 10 September 2024 | 15:54 WIB
Mengenal Karst Sagea, Destinasi Riset Keanekaragaman Hayati di Halmahera Tengah
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Senin, 9 September 2024 | 13:12 WIB
Poltek Nuklir Tingkatkan Kompetensi Mahasiswa dengan Sertifikasi dan Program MBKM