Pelatihan Keamanan SPBE: Membangun Budaya Tanggap Siber di Lingkungan ASN

: Wamenkominfo Nezar Patria (Humas Kominfo)


Oleh Wahyu Sudoyo, Selasa, 13 Agustus 2024 | 08:21 WIB - Redaktur: Untung S - 238


Jakarta, InfoPublik – Aparatur Sipil Negara (ASN) yang mengikuti Pelatihan Keamanan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dalam Government Transformation Academy (GTA) Program Digital Talent Scholarship (DTS) yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), diharapkan dapat membangun budaya tanggap terhadap keamanan siber dalam pelaksanaan pelayanan publik.

"Di masa depan, keamanan siber akan menjadi hal yang sangat kritis. Saya berharap para peserta pelatihan GTA dapat melahirkan budaya tanggap terhadap keamanan siber di tempat kerja masing-masing," ujar Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria, dalam penutupan Pelatihan GTA Keamanan SPBE di Balai Pelatihan dan Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPPTIK) Kominfo, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat, seperti yang dilaporkan pada Senin (12/8/2024).

Nezar menegaskan, Indonesia saat ini masih kekurangan ahli keamanan siber, padahal kebutuhan akan talenta digital di bidang ini terus meningkat. Oleh karena itu, Kementerian Kominfo berkomitmen untuk menyelenggarakan berbagai pelatihan guna mencetak talenta digital di bidang keamanan siber.

"Kebutuhan akan talenta keamanan siber semakin meningkat, semakin krusial, dan belakangan ini juga semakin langka," jelasnya.

Pentingnya mencetak talenta keamanan siber diperkuat dengan fakta bahwa setiap negara kini memasukkan agenda keamanan siber dalam strategi pertahanan nasionalnya. Terlebih, insiden serangan siber terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) Dua di Surabaya, Indonesia, menjadi bukti nyata bahwa keamanan siber adalah elemen vital yang harus diperhatikan.

“Insiden ini menunjukkan bahwa keamanan siber sangatlah penting. Negara seperti Estonia yang sangat intens dalam transformasi digitalnya juga pernah lumpuh akibat serangan siber, yang menyebabkan negara tersebut macet selama lebih dari satu bulan," jelas Wamenkominfo.

Nezar Patria juga mengingatkan pentingnya kesadaran keamanan siber di kalangan pengguna layanan. Ia menyebut bahwa seringkali serangan siber berhasil karena adanya celah di level pengguna, seperti kementerian, lembaga, dan daerah, yang masih kurang disiplin dalam menjaga keamanan akses ke pusat data nasional.

"Beberapa lubang atau loopholes di mana serangan bisa masuk sering terjadi di level tenant, di level pengguna. Hal ini terjadi karena kita kurang disiplin dan kurang memiliki kesadaran keamanan dalam menggunakan akses kita ke pusat data nasional yang sangat kritis itu," tandasnya.

Sebagai informasi, pelatihan GTA ini diikuti oleh 126 peserta dengan dua tema utama, yaitu Insiden Keamanan SPBE dan Edukasi Kesadaran Keamanan SPBE. Turut hadir dalam acara tersebut Rektor IAIN Lhokseumawe Prof. Danial beserta jajaran pejabat IAIN Lhokseumawe, serta Kepala Badan Pengembangan SDM Kementerian Kominfo Hary Budiarto.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Kamis, 19 September 2024 | 00:14 WIB
Wamenkominfo Dorong Mahasiswa Jadi Produsen Teknologi Komunikasi
  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Rabu, 18 September 2024 | 21:52 WIB
Kominfo Dukung Pedoman Tata Kelola Platform Digital UNESCO
  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Rabu, 18 September 2024 | 18:15 WIB
Kominfo Terus Dorong Pelaku UMKM Beralih ke Platform Digital
  • Oleh MC KAB BLORA
  • Rabu, 18 September 2024 | 20:36 WIB
Jelang Pilkada 2024, ASN Blora Diingatkan Jaga Netralitas
  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Selasa, 17 September 2024 | 20:48 WIB
P3DN Tahap VIII: Sinergi Digital untuk Tingkatkan Daya Saing Produk Lokal