Eko Yuli Irawan, Tetap Jadi Inspirasi di Olimpiade Paris 2024

: Lifter kebanggaan Indonesia, Eko Yuli Irawan minta maaf usai tak mampu mempersembahkan medali di penampilan kelimanya di Olimpiade./Foto istimewa/NOC Indonesia


Oleh Wandi, Jumat, 9 Agustus 2024 | 10:03 WIB - Redaktur: Untung S - 347


Paris, InfoPublik – Meskipun gagal membawa pulang medali dari Olimpiade Paris 2024, lifter Indonesia Eko Yuli Irawan tetap menjadi sumber inspirasi bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dalam penampilannya yang kelima di ajang olahraga terbesar dunia itu, Eko menunjukkan semangat juang yang luar biasa, meski harus bertarung dengan kondisi fisik yang belum sepenuhnya pulih.

Bertanding di kelas 61kg, Eko mengalami tantangan besar akibat cedera yang belum sepenuhnya sembuh. Namun, tekad kuatnya untuk memberikan yang terbaik bagi Indonesia tidak pernah pudar. Eko tetap tampil dengan seluruh kemampuannya, meskipun harus berjuang dalam kondisi yang tidak ideal.

Sayangnya, dalam tiga percobaan angkatan clean and jerk 162kg, Eko gagal mengangkat beban tersebut. Pada percobaan ketiga, Eko bahkan sempat terjatuh dan memegang paha samping kanannya setelah gagal mengangkat beban. “Saya tampil dengan kondisi yang tidak 100 persen. Cedera kaki saya belum sembuh tuntas. Lutut sudah dari tahun lalu, kalau yang paha samping kanan baru satu bulan lalu,” ujar Eko dalam rilisnya dikutip dari kemenpora.go.id, Kamis (8/8/2024).

Meskipun gagal meraih medali, Eko tetap merasa telah memberikan yang terbaik untuk Indonesia. “Saya minta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia karena belum bisa memberikan medali. Tapi saya sudah mencoba untuk mengeluarkan semua kemampuan saya sampai titik darah terakhir,” imbuhnya.

Dokter Tim Indonesia, Andhika Raspati, mengonfirmasi bahwa kondisi Eko tidak terlalu parah meskipun terlihat pincang. “Tadi Eko bilang memang ada masalah di paha samping kanan, sudah sekitar sebulan lalu. Tadi sempat ditawarkan untuk dibawa pakai ambulans tapi Eko tidak mau. Kondisinya tidak separah itu, dia masih bisa jalan,” jelas Dokter Dhika.

Chef de Mission (CdM) Tim Indonesia, Anindya Bakrie, juga memberikan apresiasi terhadap perjuangan Eko meski tidak pulang membawa medali. “Tadi selesai pertandingan saya sempat ketemu Eko, dia bilang mohon maaf belum bisa kasih yang terbaik. Kita lihat sendiri perjuangannya sampai titik darah penghabisan. Eko juga senior tidak muda lagi, lawannya usianya masih muda-muda. Kita berterima kasih kepada Mas Eko yang sudah tampil di olimpiade kelima,” ungkap CdM Anindya.

Eko Yuli Irawan adalah seorang olimpian yang telah mengukir prestasi gemilang dengan meraih empat medali dari empat edisi Olimpiade berbeda. Debutnya di Olimpiade Beijing 2008 menghasilkan medali perunggu, disusul perunggu lainnya di Olimpiade London 2012. Di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 dan Tokyo 2020, Eko berhasil meraih medali perak, menjadikannya salah satu atlet terhebat dalam sejarah angkat besi Indonesia.

Dalam kelas 61kg di Olimpiade Paris 2024, medali emas diraih oleh Li Fabin dari China dengan total angkatan 310kg, sekaligus memecahkan rekor snatch 143kg atas namanya sendiri. Medali perak diraih oleh Theerapong Silachai dari Thailand dengan total angkatan 303kg, dan perunggu diraih oleh wakil USA Morris Hampton dengan total angkatan 298kg.

Meskipun kali ini tanpa medali, Eko Yuli Irawan tetap pulang dengan kepala tegak, membawa inspirasi dan motivasi bagi generasi muda Indonesia. Perjuangannya di Olimpiade Paris 2024 menunjukkan bahwa dedikasi dan semangat pantang menyerah adalah kunci untuk mencapai prestasi, apapun hasil akhirnya.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Wandi
  • Sabtu, 14 September 2024 | 18:11 WIB
Menpora Dito Buka Pertandingan Perdana Esport di PON XXI Aceh-Sumut