- Oleh MC PROV RIAU
- Kamis, 3 Oktober 2024 | 09:42 WIB
: Dinas Kebudayaan DKI Jakarta menghadirkan “Program Pertukaran Pengetahuan Museum” yang berkerja sama dengan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda untuk perkuat ikatan budaya/ foto: Pemprov DKI Jakarta
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Senin, 1 Juli 2024 | 16:15 WIB - Redaktur: Untung S - 396
Jakarta, InfoPublik – Sebagai upaya meningkatkan kemampuan para profesional museum di Jakarta dan memperkuat ikatan budaya dengan Belanda, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Kebudayaan DKI Jakarta menghadirkan “Program Pertukaran Pengetahuan Museum.” Program ini bekerja sama dengan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia, Timor-Leste, ASEAN, Dutch Cultural Heritage Agency (RCE), serta Reinwardt Academy.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana, mengatakan bahwa program tersebut merupakan lokakarya kedua yang diadakan oleh Biro Kerja Sama Daerah DKI Jakarta dan Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta. Program ini diharapkan dapat memberikan perspektif baru bagi program publik museum, terutama dengan keluarga sebagai dasar pendidikan.
"Program ini memungkinkan pertukaran ide dan pengalaman untuk memperkuat sektor museum yang dapat diterapkan di Jakarta. Kegiatan ini juga memfasilitasi pertukaran antarrekan untuk mengatasi tantangan saat ini melalui lokakarya kreatif, serta membentuk citra modern untuk museum di Jakarta agar menarik pengunjung dan mengidentifikasi potensi kerja sama antara museum di Belanda dan Jakarta," ujar Iwan dalam siaran pers Pemprov DKI Jakarta pada Senin (1/7/2024).
Iwan menjelaskan, kerja sama multi-tahun ini telah berlangsung sejak Oktober 2023 hingga Oktober 2024, melibatkan mitra utama dari Belanda dan lembaga-lembaga Indonesia. Program ini terdiri dari tiga sesi pelatihan yang berfokus pada manajemen strategis museum, program museum untuk keluarga, dan penilaian koleksi museum.
Pada sesi pertama, sebanyak tiga puluh peserta dari sembilan belas museum, unit budaya, dan galeri merumuskan strategi manajemen museum menggunakan kanvas model bisnis. Sesi ini menekankan pentingnya menetapkan visi dan misi yang jelas, menyelaraskan peran staf, dan mengintegrasikan strategi pemasaran kontemporer.
"Untuk sesi kedua di Juli 2024, pembelajaran lintas generasi, program keluarga, dan penyampaian konten yang efektif dalam konteks museum akan dibahas. Peserta akan merancang pameran dan program yang berorientasi pada keluarga, dengan tujuan mengubah museum menjadi ruang yang menarik bagi keluarga," tambahnya.
Sesi pelatihan ketiga dijadwalkan pada Oktober 2024 dan akan membahas penilaian koleksi museum. Para ahli dari RCE akan membimbing peserta tentang prioritas koleksi, mengintegrasikan pendapat publik, dan memanfaatkan objek untuk program pendidikan langsung.
Wakil Kepala Misi Kedutaan Besar Belanda, Adrian Palm, menyampaikan bahwa program ini diwujudkan sebagai komitmen dalam mendukung sektor warisan budaya Indonesia dengan berbagi keahlian dalam melestarikan, mengelola, serta memamerkan warisan budaya bersama.
"Melalui program ini, kami bertujuan untuk berbagi keahlian dan mendorong pertukaran ide yang dinamis, serta mendorong minat bersama dalam mengakui kompleksitas sejarah dan menciptakan peluang baru untuk dialog budaya," ujar Adrian.