Imunisasi Ganda Aman untuk Anak

: Foto: Kemenkes


Oleh Putri, Senin, 1 Juli 2024 | 10:35 WIB - Redaktur: Untung S - 214


Jakarta, InfoPublik - Imunisasi dengan lebih dari satu jenis antigen vaksin dalam satu kunjungan, atau dikenal sebagai imunisasi ganda, tidak menyebabkan kematian langsung pada anak. Sebaliknya, imunisasi ganda memberikan perlindungan lebih dengan efisiensi tinggi, melindungi anak dari berbagai penyakit dalam satu kali kunjungan.

Merujuk pada rekomendasi Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), imunisasi ganda aman dan sangat bermanfaat. Imunisasi itu memungkinkan anak segera terlindungi dari beberapa Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) dalam satu kali kunjungan, menjadikan pelayanan imunisasi lebih efisien.

Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, Prima Yosephine, menjelaskan bahwa imunisasi ganda telah diterapkan di lebih dari 160 negara, termasuk Amerika Serikat, Jepang, Inggris, dan Kanada. "Imunisasi ganda tidak menyebabkan kematian. Miliaran vaksin telah diberikan dengan cara imunisasi ganda di seluruh dunia," jelas Prima, seperti dikutip InfoPublik pada Minggu (30/6/2024).

Di Indonesia, imunisasi ganda telah diterapkan di Provinsi Yogyakarta sejak 2007 dan secara nasional sejak 2017. Misalnya, pada jadwal imunisasi DPT-HB-Hib-3 yang diberikan bersamaan dengan imunisasi polio suntik Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV) pada bayi usia empat bulan. Selain itu, imunisasi lanjutan seperti campak rubella-2 dan DPT-HB-Hib-4 diberikan pada anak usia 18 bulan.

Manfaat Vaksin DPT-HB-Hib

Vaksin DPT-HB-Hib diberikan untuk mencegah enam penyakit, yaitu difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia (radang paru), dan meningitis (radang selaput otak) yang disebabkan infeksi kuman Hib.

Menurut Prima, kasus kematian setelah imunisasi sangat jarang terjadi. Jika ada, semua kasus tersebut harus diinvestigasi dan dikaji kausalitasnya secara detail dan menyeluruh. "Sampai saat ini data menunjukkan, mayoritas kasus-kasus tersebut adalah kejadian koinsidental atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang tidak disebabkan oleh vaksin atau kesalahan prosedur," tambah Prima.

Ketua Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI), Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, SpA(K), M.Trop.Paed, menegaskan bahwa imunisasi tidak dapat menyebabkan kematian dan telah direkomendasikan sejak tahun 2003. "Hampir semua vaksin dapat diberikan secara ganda. Pemberian lebih dari tiga jenis antigen tidak akan menyebabkan kematian," kata Prof. Hindra. Efek yang timbul umumnya ringan, berlangsung singkat, dan sembuh dengan atau tanpa pengobatan.

KIPI Berat dan Syok Anafilaktik

Prof. Hindra juga menyebutkan bahwa terkait efek imunisasi yang berkaitan dengan kematian, terdapat kondisi KIPI berat yang dinamakan syok anafilaktik, yang sangat jarang terjadi. Syok anafilaktik membutuhkan pertolongan cepat dan tepat. "KIPI berat imunisasi adalah syok anafilaktik yang timbul 30 menit setelah imunisasi," jelasnya.

Prima menambahkan bahwa syok anafilaktik setelah imunisasi sangat jarang terjadi dan mayoritas kasus dapat menyebabkan kematian segera setelah pemberian imunisasi, biasanya dalam 30 menit pertama. "Namun, hal ini tetap harus dibuktikan melalui investigasi dan kajian kausalitas yang mendalam atau menyeluruh," tambah Prima.

Kesimpulan pungkas Prima, imunisasi ganda aman dan efisien. Imunisasi ganda juga memberikan banyak manfaat dan perlindungan ganda bagi anak tanpa menyebabkan kematian langsung. Dengan dukungan dari berbagai pihak, imunisasi ganda dapat meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan dan melindungi anak dari berbagai penyakit yang dapat dicegah.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Putri
  • Sabtu, 6 Juli 2024 | 19:37 WIB
Imunisasi tidak Merusak Sel dan DNA