BRIN Kembangkan WHAS untuk Dukung Pengelolaan DAS Terpadu

: Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memaparkan pengembangan Watershed Health Assessment System (WHAS) untuk pengelolaan DAS terpadu/ foto:Humas BRIN


Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Rabu, 20 Maret 2024 | 08:20 WIB - Redaktur: Untung S - 211


Jakarta, InfoPublik - Pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) terpadu adalah sebuah upaya melalui pendekatan aktivitas bersama antara sumber daya manusia dengan alam yang mempertimbangkan keterkaitan lingkungan, ekonomi, dan masyarakat.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan pengembangan Watershed Health Assessment System (WHAS), untuk menunjang DAS terpadu supaya terwujud dengan baik.

Hal itu disampaikan oleh Peneliti BRIN, Profesor Irfan Budi Pramono, yang dikutip dari Humas BRIN pada Selasa (19/3/2024).

"Untuk mengetahui keberhasilan tujuan pengelolaan DAS perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi. Parameternya adalah lahan, hidrologi dan kesejahteraan masyarakat," ucapnya dalam Webinar International bertajuk "International-Based Water Resources Management for Shared Prosperity".

Irfan menyampaikan, WHAS dapat memonitoring banyak parameter kunci, seperti koefisien aliran, beban sedimen, indeks penggunaan air, kualitas air, persentase tutupan vegetasi, dan indeks pembangunan manusia, sehingga mampu memberikan pemahaman secara kompres dalam pengelolaan DAS terpadu.

Ia juga menyampaikan bahwa DAS adalah sebuah upaya pengelolaan air dengan tujuan untuk memastikan pasokan air yang berkelanjutan terjamin. Upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan perhatian khusus di hulu sungai sebagai penyedia jasa pengelolaan air agar dapat menjaga keseimbangan air, sementara masyarakat di hilir sungai sebagai pengguna jasa air untuk memberikan kontribusi kepada penyedia jasa, dengan mengusulkan adanya program Pembayaran Jasa Lingkungan (PES).

Salah satu contoh praktik pengelolaan DAS terpadu terbaik adalah DAS Cidanau, namun masih terdapat tantangan yang masih dibenahi, sehingga dengan adanya PSE yang rencanakan, menjadi win solution untuk pengelolaan air DAS dan diharapkan air di sungai Cidanu dapat dikelola menjadi air bersih yang mampu memenuhi kebutuhan lebih dari 120 industri besar.

Irwan juga menuturkan terdapat tantangan serta peluang dalam pengelolaan DAS terpadu. Peluang yang dimiliki diantaranya yaitu carbon trading, PES, dan Ecotourism, sementara, tantangan yang dihadapi adalah berkaitan dengan pendanaan, pemberdayaan pemangku kepentingan, dan pemanfaatan teknologi informasi untuk sebagai fasilitas serta pengelolaan data.

"Ada beberapa peluang dan tantangan dalam pengelolaan DAS terpadu seperti carbon trading, PES, dan Ecotourism. Sedangkan tantangannya adalah memanfaatkan dana dari berbagai sumber yang tersedia, memberdayakan berbagai pemangku kepentingan, dan memanfaatkan teknologi informasi untuk berbagi data dan memfasilitasi koordinasi," tuturnya.

Profesor dari Shinshu University Japan, Kazuhiro Komatsu, memberikan tawaran penelitian terkait karakterisasi Dissolved Organic Matter (DOM) atau Bahan Organik Terlarut pada danau dangkal dan dalam dengan menggunakan Excitation Emission Matrix (EEM)- PARAFAC Analysis yang sudah diterapkan di Jepang.

"Excitation Emission Matrix (EEM) merupakan salah satu metode karakterisasi DOM, Pengukurannya sendiri sangat mudah dan sederhana. Hanya membutuhkan waktu 10 menit per sampel," ujar Kazuhiro.

Kazuhiro menjelaskan, karakteristik DOM memiliki dua teknik yaitu Matriks Emisi Eksitasi 3D dan Analisis Faktor Paralel (PARAFAC). Teknik matrik emisi 3D dapay memetakan kontur 3-D dari panjang gelombang eksitasi, panjang gelombang emisi, dan intensitas fluoresensi dari DOM, sehingga dapat memungkinkan melakukan pengukuran banyak sampel dalam waktu yang singkat.

Sementara, teknik PARAFAC adalah metode analisis faktor yang digunakan untuk memecah Matriks Emisi Eksitasi 3D menjadi beberapa zat fluoresen hipotetis berdasarkan posisi puncaknya, sehingga dapat menciptakan sidik jari organik yang digunakan untuk mengidentifikasi secara terperinci komponen DOM.

Kedua teknik dari karakteristik DOM dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang komposisi dan dinamika DOM dalam berbagai lingkungan akuatik, dari sungai hingga lautan, yang pada gilirannya dapat mendukung upaya konservasi dan pengelolaan sumber daya alam yang lebih efektif bagi para peneliti.

Pihaknya Shinshu University Japan akan melakukan kerja sama dengan BRIN untuk melakukan penelitian,  untuk melakukan survey lapangan, analisis sampel, eksperimen bersama, analisis data, seminar hingga publikasi melalui kolaborasi dengan laboratorium di Jepang

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 21 Maret 2024 | 22:10 WIB
BRIN Hasilkan Riset Smart Magnetic CADR untuk Kembangkan Alutsista
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Rabu, 20 Maret 2024 | 22:14 WIB
BRIN Kembangkan Aplikasi E-Voting, Gantikan Pemilu Konvensional
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Rabu, 20 Maret 2024 | 14:33 WIB
BRIN Gandeng ISRO Kembangkan Teknologi Keantariksaan
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Minggu, 17 Maret 2024 | 21:42 WIB
BRIN Tekankan Masyarakat untuk Miliki Peta Bahaya Tsunami
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Sabtu, 16 Maret 2024 | 20:40 WIB
BRIN Lakukan Kajian Kemanfaatan Matahari bagi Aktivitas Manusia
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Sabtu, 16 Maret 2024 | 15:41 WIB
BRIN Gandeng IHP UNESCO Kembangkan Program MARVI
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 14 Maret 2024 | 09:10 WIB
BRIN Resmi Buka Pelatihan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Rabu, 13 Maret 2024 | 20:50 WIB
Langkah BRIN Hadapi Perubahan Iklim