:
Jakarta, InfoPublik - Sanitasi layak dan aman adalah kebutuhan dasar dan sangat berpengaruh dalam kualitas kehidupan manusia di setiap etape kehidupan. Mulai dari 1000 hari pertama kehidupan hingga lanjut usia (lansia).
Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK melalui keterangan resmi yang diterima InfoPublik Selasa (7/3/2023).
“Akses terhadap sanitasi yang aman merupakan prioritas nasional yang erat kaitannya dengan stunting yang merupakan salah satu prioritas nasional, tantangan penurunan stunting hingga 14 persen pada 2024,” kata Satya.
Sedangkan 2022, berdasarkan SSGI prevalensi stunting masih berada pada angka 21,6 persen. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kwami, dkk. (2019) serta Saputri dan Tumangger (2019), penyebab stunting terdiri dari banyak faktor yang saling berpengaruh satu sama lain.
Salah satu penyebab tidak langsung adalah ketersediaan sanitasi yang tidak layak dan aman. Sanitasi yang buruk dapat menimbulkan penyakit infeksi, diare, dan, cacingan pada Balita yang dapat mengganggu proses pencernaan serta penyerapan nutrisi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan tersebut diketahui bahwa Balita yang mendapatkan akses sanitasi yang layak, 1,45-8,51 kali lebih mungkin untuk tidak stunting. Selain itu, anak yang hidup di lingkungan terkontaminasi sanitasi yang buruk memiliki risiko 40 persen mengalami stunting.
Serta secara signifikan lebih tinggi 43 persen di pedesaan dan 27 persen di pinggiran kota dibanding dengan yang tinggal di perkotaan.
Kondisi ini diperkuat melalui penelitian 13 provinsi di Indonesia yang menunjukkan bahwa rumah tangga yang memiliki sanitasi yang baik berkontribusi positif dalam mengurangi angka stunting pada anak Balita pada 2007-2014.
“Dengan kondisi tersebut, bahwa penyediaan sanitasi yang layak dan aman menjadi sangat penting dalam percepatan penurunan stunting pada Balita di Indonesia,” jelas Satya.
Foto: KemenkoPMK