- Oleh Putri
- Jumat, 22 November 2024 | 10:15 WIB
: Menkes Budi Gunadi Sadikin saat menghadiri Welcome Greeting The Union World Conference on Lung Health di Hotel The Westin, Bali/Foto: Kemenkes
Jakarta, InfoPublik – Pemerintah Indonesia menunjukkan komitmennya yang sangat serius dalam mengatasi Tuberkulosis (TBC), penyakit menular yang lebih mematikan dibandingkan COVID-19.
Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat menghadiri Welcome Greeting The Union World Conference on Lung Health di Hotel The Westin, Bali, pada Selasa (12/11/2024).
“Ketika belajar tentang TBC, saya sangat terkejut, karena sampai saat ini TBC telah membunuh lebih dari 1 milyar orang di dunia. Artinya, TBC membunuh lebih banyak orang dibanding COVID-19,” kata Budi dalam keterangan resminya yang diterima InfoPublik pada Rabu (13/11/2024).
Budi melanjutkan, di Indonesia, angka kematian akibat TBC mencapai 136 ribu orang setiap tahunnya, yang berarti setiap lima menit ada satu orang meninggal karena TBC. Sementara itu, diperkirakan terdapat satu juta kasus TBC di Indonesia. Namun, ketika Budi menjabat sebagai Menteri Kesehatan pada 2020, baru sekitar 400 ribu kasus yang teridentifikasi.
Menteri Budi menjelaskan bahwa deteksi TBC memiliki kesamaan dengan deteksi COVID-19. Tanpa dilakukan tes, deteksi, dan pelaporan, angka kasus akan terlihat rendah, yang mengarah pada under reporting. Hal ini menyebabkan banyak pengidap TBC tidak mendapat pengobatan dan berisiko menularkan penyakit ke orang lain.
Komitmen Indonesia dalam mengatasi TBC tercermin dari upaya memperbaiki sistem deteksi dan pelaporan, sehingga tercapai notifikasi kasus tertinggi sepanjang sejarah sejak 2022. Dari estimasi satu juta kasus, ada peningkatan signifikan dalam temuan kasus, dengan 724.309 kasus ditemukan pada 2022. Jumlah ini terus meningkat pada tahun 2023 menjadi 821.200 kasus, dan hingga September 2024 sudah teridentifikasi 627.797 kasus. Budi menargetkan pada 2025, sebanyak 1.035.000 kasus TBC dapat dideteksi.
Selain fokus pada peningkatan temuan kasus, pemerintah Indonesia juga mengembangkan terapi pengobatan dan berupaya menginisiasi pemakaian vaksin TBC. “Itu kenapa Indonesia sangat agresif dalam mendorong regimen baru yang dapat mengurangi waktu pengobatan, lebih mudah dikonsumsi, dan tidak menimbulkan efek samping,” tambah Budi.
Seiring dengan peningkatan temuan kasus, pengobatan TBC juga terus meningkat. Pada 2021, sebanyak 403 ribu kasus TBC berhasil diobati. Jumlah ini meningkat tajam pada 2022 menjadi 635 ribu, dan pada 2023 mencapai 722 ribu. Pada September 2024, sebanyak 539 ribu kasus telah mendapatkan pengobatan.
Budi juga menekankan bahwa Indonesia sangat agresif dalam memfasilitasi uji klinis untuk vaksin baru TBC dan berharap vaksin tersebut dapat diluncurkan pada 2029. “Pada pertemuan ini, diharapkan dapat menjadi sarana untuk membantu Indonesia dan dunia dalam mengatasi TBC yang telah membunuh jutaan penduduk di seluruh dunia,” kata Budi.
Presiden The Union, Guy Marks, mengapresiasi dukungan penuh dari pemerintah Indonesia dalam menyukseskan World Conference yang digelar di Hotel The Westin, Bali, pada 12-16 November 2024. Ia juga menggarisbawahi keseriusan Pemerintah Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, dalam melakukan eradikasi TBC.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Indonesia dan Menteri Kesehatan Budi yang telah menjadi partner kerja sama yang solid dalam melawan TBC,” kata Guy.