Rumah Zakat Cabang Bekasi Bina Tuna Netra untuk Mandiri

:


Oleh Admin, Jumat, 23 Juni 2017 | 14:11 WIB - Redaktur: Juli - 991


Bekasi, InfoPublik - Hafidz Faidi selaku fasilitator pemberdayaan Rumah Zakat Cabang Bekasi mengunjungi rumah Abdul Karja salah satu anggota usaha binaan Rumah Zakat, di Kampung Rawa Palangan RT01/06 Desa telaga Murni, Kec.Cikarang Barat, Kab. Cikarang Barat.

Abdul Karja Khaerudin merupakan seorang tuna netra yang memiliki semangat untuk mandiri lewat jualan telur asin. Bang Karja (panggilan akrab) dikarunia 4 anak dari seorang istri bernama Partini. Ke empat anak tersebut adalah Hermawan (25 thn), Muhamad Ridho (19 thn), Nukhaila Khansa Azahra (4 thn), dan Hikam Atalhanif Al Fatih (8 bln).

Usaha telur asin yang dijalani olehnya berawal dari ajakan teman dekatnya untuk bekerja sama. Bermodal dari pinjaman uang temannya yang juga pemasok telur bebek mentah, sedangkan Bang Karja sebagai produsen telur asin dan memasarkannya.

Berjuang menafkahi keluarganya dengan berjualan telur asin, beliau juga merupakan seorang hafidz Al Quran dimana saat ini hafalannya sudah mencapai 15 Juz.

"Alhamdulillah, Allah sudah mengkaruniakan kemampuan kepada Saya. Mampu untuk menafkahi Keluarga melalui jualan telur asin, Saya juga dikasih kepercayaan untuk mengimami jemaah masjid,” tutur Karja kepada Fasilitator Rumah Zakat.

Sekitar hampir dua tahun usaha telur asin dijalaninya, berbagai ujian  dan tantangan yang dialami. Namun demikian, Bang Karja tidak mau menyerah, dengan melibatkan istri juga anaknya Ridho yang masih duduk di SMA kelas 2. Setiap hari mereka berkeliling memasarkan telur asin dari Cikarang Barat hingga Bekasi timur, menjajakan jualannya dengan berjalan kaki.

"Dari Cikarang Barat hingga Bekasi timur kami jalan kaki, sudah rutin setiap hari dan sudah banyak yang jadi langganan.  Alhamdulillah, setiap hari sekitar 100 sampai 150 butir telur asin terjual dengan harga 3000/butir,” ungkap Bang Karja.

Menginjak ke tiga tahun kerja sama usaha telur asin mendadak berhenti karena teman Bang Karja sebagai pemodal membutuhkan biaya banyak untuk kebutuhan keluarganya. Kemudian modal yang dipinjamkan sewaktu  2 tahun  yang  lalu  harus dikembalikan. Hal tersebut mengakibatkan usaha Bang Karja berhenti. 

Namun demikian Bang Karja, selalu menerimanya dengan lapang dada. Apapun yang terjadi, dengan mengandalkan potensi yang ada seperti seorang penghafal Al Qur'an dan mampu untuk memimpin do'a dalam acara pengajian warga. Bang Karja sering diundang  dan memandunya, kemudian warga pun selalu memberikan sejumlah uang untuk mengganti jasanya tersebut. sampai akhirnya Bang Karja dipertemukan dengan Rumah Zakat. 

Selang beberapa waktu di tahun 2017 ini, bantuan modal usaha serta pendampingan usaha sebagai binaan diberikan kepada Bang Karja. "Kami sekeluarga  tidak nyangka kalau akan mendapatkan bantuan modal usaha. Terima kasih atas bantuan modalnya, akan Saya optimalkan untuk perkembangan usaha Telur asin," ujar Bang Karja.

Namun demikian  bantuan berupa pendampingan dan bantuan modal usaha yang sudah diberikan belumlah memenuhi standar cukup untuk usaha guna memenuhi kebutuhan keluarganya. “Perjuangan Bang Karja memberikan inspirasi bagi Saya pribadi. Usaha beliau akan terus didampingi hingga beiau dan keluarga bisa menjadi mandiri,” tutur Hafidz Faidi. 

Masih banyak yang dibutuhkan dalam mendukung usaha Bang Karja, seperti sarana sepeda ontel untuk jualan keliling untuk digunakan oleh istri berjualan, alat produksi, dan set up tempat produksi telur asin. selain itu  juga masih membutuhkan tambahan modal usaha agar jumlah produksi semakin banyak serta pemasaran bisa lebih luas.