OCA Ingatkan 28 Cabor Tak Boleh Dicoret dari Asian Games 2018

:


Oleh Astra Desita, Jumat, 21 April 2017 | 06:39 WIB - Redaktur: Juli - 444


Jakarta, Infopublik - Indonesia boleh mengurangi cabang-cabang yang akan dipertandingkan di Asian Games 2018 tapi Komite Olimpiade Asia (OCA) mengingatkan 28 cabang olahraga di Olimpiade Rio de Janeiero lalu tak boleh dicoret dan jadi harga mati.

Usulan mengurangi cabor yang dipertandingkan di Asian Games tercetus 15 Maret lalu ketika Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, yang juga ketua tim pengarah Asian Games, memimpin rapat awal persiapan Asian Games. Dia meminta pengurangan demi efisiensi anggaran.

Dari jumlah 42 cabor yang telah ditetapkan pada rapat Koordinasi Komite VI di Jakarta akhirnya diputuskan untuk dikurangi menjadi 36 cabor, menyamai Asian Games 2014 di Incheon.

Atas dasar itu juga Ketua Dewan Olimpiade Asia Sheik Ahmed Al-Fahad Al-Ahmed Al Sabah beserta jajarannya mengunjungi Indonesia untuk membahas hal tersebut. Pembahasan dilakukan Rabu (19/4) kemarin di kediaman JK, dengan dihadiri pula oleh Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games Erick Thohir.

Dalam pertemuan itu, OCA menyepakati soal usulan Indonesia yang ingin mengurangi cabor. Namun, tidak untuk 28 cabang Olimpiade yang dipertandingkan pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016 lalu.

Untuk diketahui, pada penutupan Olimpiade Rio, International Olympic Committe (IOC) mengumumkan lima tambahan cabor olimpiade baru yaitu karate, skateboard, surfing, sport climbing, dan softball/baseball. Dengan demikian, cabor Olimpiade menjadi 33 cabor.

Akan tetapi, Indonesia tidak perlu mempertandingkan lima cabor tambahan itu karena penetapannya baru dilakukan dua tahun setelah Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah Asian Games.

"Dari pembicaraan semalam 28 cabor Olimpiade yang dipertandingkan di Rio de Janeiro tidak boleh dicoret. Itu harga mati," tegas Ketua Umum KOI, Erick Thohir, saat bincang-bincang dengan para wartawan di Plaza FX Senayan, Jakarta,  Kamis (20/4).

Sementara untuk cabor Olimpiade Tokyo 2020 (tambahan cabor Olimpiade) seperti surfing, skateboard/rollerbled sedang dipelajari oleh OCA karena hitam di atas putihnya belum ada. Plus olahraga regional termasuk kabaddi, cricet, squash, sepaktakraw, dan bowling, karena seperti kabaddi dan cricet ini dinilai OCA overlapping karena sama-sama cabang dari Asia Barat.

"Mereka harus meminta jaminan dari Pakistan dan India lebih dulu. Apakah bisa mengirimkan pemain profesional dunianya, karena kalau tidak pertandingan tidak akan berkelas," jelasnya.

Erick juga menyebutkan di cabang beladiri ada sambo, kurash, dan ju-jijutsu akan dikaji ulang. Sementara wushu dan pencaksilat sudah pasti dipertahankan.

"Cuma ini kan belum ada hitam di atas putihnya. Kalau sudah, mungkin kita bisa laporan kepada Kemenpora dan Satlak prima apakah hal itu mengganggu perolehan medali Indonesia atau tidak," tuturnya.

Saat ini yang sudah pasti, baru pengurangan nomor event cabang  dari sebelumnya 484 nomor event menjadi 431 nomor yang akan dipertandingkan. "Jumlah nomor event bisa saja berubah tetapi tidak akan bertambah. Berkurang paling mungkin," katanya.

Erick berharap dengan kondisi seperti ini, Indonesia bisa mengambil posisi di peringkat 10 besar Asia. "Kalau kita posisinya pelaksana. Kalau prestasi, pembangunan venue, tentu sudah memiliki penanggung jawab masing-masing. Tetapi tentu sebagai pribadi, saya mengharapkan Indonesia bisa masuk 10 besar Asia. Tapi itu dengan kondisi yang ada hitungannya dari pakar-pakar olahraga," pungkas Erick.