Kementan dan Kemenkes Kerja Sama Pengendalian Antraks

:


Oleh Baheramsyah, Selasa, 7 Februari 2017 | 11:08 WIB - Redaktur: Juli - 686


Jakarta,InfoPublik - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbang) Kementerian Pertanian (Kementan) menandatangani kerja sama dengan Balitbang Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kerja sama dilakukan sebagai upaya pengendalian penyakit antraks pada hewan peternakan dan penularan dari hewan ke manusia.

Penandatanganan kerja sama dilakukan Kepala Balitbang Kementerian Pertanian Muhammad Syakir bersama dengan Kepala Balitbang Kementerian Kesehatan Siswanto, di Gedung Balitbang Kementerian Pertanian Jakarta, Senin (6/1).

Selain itu, juga dilakukan penandatanganan kerja sama antara Pusat Penelitian Veteriner Kementan dengan Pusat Penelitan dan Pengembangan Biomeds dan Teknologi Kesehatan Dasar Kemenkes.

Kepala Badan Litbang Pertanian Muhammad Syakir mengatakan, pihaknya bersama dengan Balitbang Kementerian Kesehatan akan saling bersinergi untuk dapat memperhatikan masalah kesehatan yang berhubungan dengan manusia dan hewan.

Dalam hal ini Balitbang Kementerian Pertanian akan memeriksa kondisi penyakit hewan yang berhubungan dengan manusia, selanjutnya pihak Balitbang Kementerian Kesehatan yang akan memeriksa kondisi kesehatan manusia yang diakibatkan oleh hewan.

"Penyelesaian yang berhubungan dengan pertanian dan kesehatan. One health itu yang perlu kita selesaikan bersama. Pertanian memiliki dampak lingkungan langsung maupun tidak langsung. Sektor pertanian ke depan tidak hanya mementingkan kesejahteraan petani, tapi juga lingkungan karena berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat. Karena semua yang menyangkut masalah rakyat harus cepat diatasi," ujarnya.

Syakir menambahkan, sebagai upaya penanganan penyakit antraks Badan Litbang Pertanian melalui Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Litvet) melakukan inovasi untuk menghasilkan vaksin antraks. Vaksin antraks tersebut, saat ini sudah diproduksi oleh Pusat Veteriner Masyarakat (Pusvetma) dan sudah dipergunakan secara luas, bahkan disalurkan ke peternak untuk menanggulangi serangan antraks pada ternak mereka.

Selain itu, juga telah dikembangkan vaksin Filtrat, Subunit dan Aerosol, namun masih dalam taraf evaluasi, begitu juga oral vaksin juga masih dalam proses pengembangan. Disebutkan, saat ini daerah endemis antraks di Indonesia ada 14 provinsi atau 37 kabupaten kota, untuk daerah endemik dilakukan vaksinasi sesuai anjuran dan diikuti monitoring ketan guna pencegahan penyakit.

Sementara, Kepala Balitbang Kementerian Kesehatan Siswanto mengatakan, penggunaan konsep one health perlu dilakukan untuk dapat bergerak cepat mengatasi permasalahan penyakit yang disebabkan oleh virus dari hewan ke manusia. "Konsep one health sangat penting sehingga pendekatannya perlu terintegrasi," ujarnya.

Penyakit dalam kelompok public health emergency diantaranya, flu burung yang dikaitkan dengan unggas, Mers dengan unta, virus PMK dengan ternak. "Semua itu terkait hewan dan vektor, seperti Antraks di Kulonprogo sempat membuat heboh, itu merupakan terkait penyakit zoonosis atau vektor," pungkasnya.