Kadishub DKI: Pemanfaatan Terminal Pulogebang Sudah Berjalan

:


Oleh G. Suranto, Senin, 6 Februari 2017 | 16:49 WIB - Redaktur: Juli - 1K


Jakarta, InfoPublik – Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, sampai saat ini pemanfaatan Terminal Terpadu Pulogebag, Jakarta Timur sudah berjalan, bahkan sudah ada beberapa terminal yang sudah melakukan perpindahan.

“Seperti Terminal Rawamangun dan Pinang Ranti sudah melakukan perpindahan. Nanti juga dalam proses Terminal Pulogadung,” kata Andri di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (6/2).

Menurutnya, pihaknya juga akan melakukan negosiasi dengan para pemilik PO hari ini, untuk melakukan perpindahan ke Terminal Pulogebang, karena saat ini yang pindah ke Pulogebang itu hanya bus AKAP jurusan Jawa Tengah dan Jawa Timur. “Tapi ada beberapa PO yang mengusulkan, karena Pulogadung juga melayani jurusan ke Sumatera, kita dorong ke Terminal Kalideres. Tapi ada beberapa PO yang minta jangan ke Kalideres semua, tapi juga ada yang ingin pindah ke Pulogebang. Kita sudah minta pendapat ke Kementerian Perhubungan, yang penting masuk ke Pulogebang,” ujarnya.

Namun demikian disarankan agar bus-bus AKAP ini betul-betul dijaga pengendapannya. Agar jangan terlalu lama mengendapnya karena di terminal itu hanya transit saja tidak boleh sampai mengedap terlalu lama. “Jadi tabelnya (aturannya) memang harus betul-betul dipatuhi, tidak boleh mengendap lama, paling lama setengah jam harus pergi,” tuturnya.

Ia menambahkan, mereka (PO) harus berbenah, karena transportasi harus kompetisi. Transportasi darat, dan udara sudah mulai perbaikan, maka bus juga harus meningkatkan perbaikan, kalau mereka tidak mau perbaikan tentu akan ditinggalkan oleh konsumen, maka harus membenahi diri, terutama masalah e-ticketing.

Disebutkan, dengan sistem online, maka orang tidak capai lagi cari tiket kesana kesini. Jadi harus mulai transparan sesuai kemajuan teknologi yang ada. “Ini suatu bentuk untuk meningkatkan kualitas,” ujarnya.

Sampai saat ini, PO yang masuk ke Pulogebang sudah 70-an. Sebenarnya PO itu jumlahnya ada 120-an. Namun, diantara 120 PO tersebut kemungkinan ada PO yang sudah bangkrut. “Maka ini akan dijadikan momentum untuk menertibkan PO, busnya ada berapa misalnya, karena kemungkinan juga ada PO yang sudah bangkrut,” pungkasnya.