RSUP Dr Sardjito Tidak Pernah Merawat 15 Pasien Antraks

:


Oleh Juliyah, Sabtu, 21 Januari 2017 | 19:20 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 392


Jakarta, InfoPublik - RSUP Dr Sardjito Yogyakarta menyatakan, sampai saat ini hanya ada satu orang pasien yang dirawat di RS tersebut yang diduga mengarah pada Antraks. Hal tersebut disampaikan menanggapi beredarnya berita di sosial media mengenai merebaknya Antraks di DIY.

Kepala Pediatric Intensive Care Unit (PICU) dr Noormaningsih menjelaskan, pada tanggal 31 Desember 2016 telah menerima pasien kiriman dari RSUD Sleman dengan penurunan kesadaran disertai kejang yang datang melalui instalasi gawat darurat.

"Saat itu juga pasien ditangani kejangnya selanjutnya dipindah ke unit PICU. Penanganan lebih lanjut di PICU anak, pasien dilakukan serangkaian pemeriksaan dan anamnesa sehingga diperoleh diangnosa adanya infeksi selaput otak," kata Noormaningsih dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu (21/1).

Menurutnya, pada saat perawatan anak tersebut mengalami infeksi otak, demam, kejang dan penurunan kesadaran. Tim PICU selanjutnya melakukan terapi untuk penanganan infeksi otaknya serta melakukan pengambilan sampel cairan otak.

Diungkapkan dr Noormaningsih bahwa pasien sejak masuk tidak memiliki respon nafas dengan baik sehingga dipasangi ventilator (alat bantu nafas) sejak masuk instalasi gawat darurat serta diberikan antibiotik yang sesuai dan dilakukan pula cek laboratorium.

"Di dalam perawatan tersebut tidak ada tanda-tanda perbaikan dan pada 6 Januari 2017 anak tersebut meninggal dunia," ungkapnya.

Selain itu, pada pasien selama rawat inap telah dilakukan pula CT Scan kepala, ternyata diketahui adanya kelainan di kepala berupa infeksi otak. Sedangkan hasil laboratorium darah (kultur) yang hasilnya baru kelar setelah pasien meninggal menunjukkan adanya infeksi bakteri, sehingga selama dalam perawatan pasien ini didiagnosis. Menderita meningitis (radang otak).

Hasil tes kultur yang dalam pengecekannya cukup lama diperoleh bakteri bacillius antrahcis. "Namun demikian RSUP Dr Sardjito masih perlu melakukan serangkaian pemeriksaan lebih detail untuk memastikan bakteri itu adalah antraks," ujarnya.

Direktur Medis dan Keperawatan dr Rukmono Siswihanto sampai saat ini hanya satu orang pasien yang dirawat di RSUP Dr Sardjito dengan mengarah atau diduga antraks. "Isu yang menyatakan RSUP Sardjito menangani 15 orang warga Kulonprogo menderita penyakit Antraks tidak benar, kami hanya merawat satu pasien ini saja yang menderita meningitis," tegasnya.

Masyarakat juga diimbau tidak perlu khawatir berlebihan sebab RSUP Dr Sardjito aman untuk dikunjungi maupun berobat. "Petugas kami yang berhadapan langsung dengan satu pasien tersebut buktinya baik-baik saja," ungkapnya.

Sementara terkait surat resmi yang beredar di media sosial saat ini masih dalam pelacakan, sebab surat yang keluar dari rumah sakit pasti menggunakan kop asli dengan logo berwarna biru dan kuning untuk logo rumah sakit.