BPPT dan Kimia Farma Berhasil Bangun Pabrik Garam Farmasi

:


Oleh G. Suranto, Kamis, 19 Januari 2017 | 05:16 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 1K


Jakarta, InfoPublik - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Kimia Farma telah berhasil membangun pabrik garam farmasi yang merupakan pabrik bahan baku garam farmasi yang pertama di Indonesia.

“Pabrik garam farmasi ini berkapasitas 2.000 ton per tahun. Selama ini kita impor 6.000 ton garam farmasi, dan PT Kimia Farma akan membuat lagi yang berkapasitas 4.000 ton, sehingga kita tidak perlu impor lagi,” kata Kepala BPPT, Unggul Priyanto pada  acara Media Gathering BPPT 2017 yang dilangsungkan di Gedung II BPPT, Jakarta, Rabu (18/1).

Menurutnya, bahan baku garam farmasi ini 100 persen dari lokal. Bahan baku garam lokal yang harganya sekitar Rp 1.000, tapi setelah menjadi garam farmasi harganya bisa sampai Rp 30 ribu per kg.

“Kami harapkan ini akan menjadi solusi untuk mendorong kemandirian industri farmasi nasional, serta lepas dari ketergantungan impor garam farmasi,” imbuhnya.

Ia menambahkan, selain garam farmasi, inovasi ADS B juga akan dipakai di sejumlah bandara di Papua. Menurutnya, ADS B ini pantas dipergunakan di Papua karena informasi yang diberikan lebih detail.

Di bidang pangan, BPPT berhasil melakukan inovasi teknologi untuk bidang pangan seperti sistem produksi ikan Nila Salina yang mampu hidup di air payau dengan tingkat salinitas (keasinan) 20-25 ppt.

Kemudian, terkait isu daging sapi, BPPT juga telah melaksanakan inovasi teknologi peternakan pada sistem integrasi Sapi-Sawit (SISKA). Selain itu, dalam rangka kedaulatan pangan Nasional, BPPT juga melaksanakan inovasi dengan diversifikasi pangan non beras untuk konsumsi seperti mie jagung dan mie sagu, serta beras analog.

Untuk inovasi di bidang teknologi energi, bidang teknologi kelistrikan ditandai dengan produk inovasi PLTP skala kecil tipe flash yang saat ini telah mencapai tahapan sinkronisasi dengan jaringan PLN.

Langkah tersebut merupakan bagian dari upaya mendapatkan sertifikat layak operasi dan pengujian jangka panjang, sehingga memungkinkan bagi BPPT untuk melisensikan teknologi BPPT bidang PLTP skala kecil ini ke masyarakat, instansi pemerintah dan sektor swasta. Disamping itu, BPPT juga melakukan layanan audit energi dan audit kelistrikan pada industri agar tercipta efisiensi energi.

“Banyak ragam inovasi yang telah kita lakukan. Ini semua demi mencapai cita-cita kemandirian teknologi,” pungkasnya.