Pendaki Perempuan Indonesia Kibarkan Merah Putih di Puncak Tertinggi Antartika

:


Oleh Juliyah, Jumat, 6 Januari 2017 | 11:06 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K


Jakarta, InfoPublik - Tim The Women of Indonesias Seven Summits Expedition Mahitala-Unpar (Wissemu) menapakkan kaki di puncak Gunung Vinson Massif (4.892 MDPL), puncak tertinggi di Antartika.

Angklung, yang dibawa oleh tim sebagai warisan budaya kebanggan Jawa Barat, turut bergema mengiringi Merah Putih yang berkibar dengan gagah mengakhiri perjalanan bertajuk BRI Towards Antarctic Summit ini. Tim Wissemu yang beranggotakan dua orang pendaki perempuan ini berhasil mengibarkan Bendera Merah Putih pada Rabu, 4 Januari 2017 pukul 23.48 Waktu setempat atau Kamis, 5 Januari 2017 pukul 09.48 WIB.  

Berita menggembirakan ini datang dari salah satu pendaki Tim Wissemu, Mathilda Dwi Lestari memberikan kabar sesampainya di High Camp via telepon satelit pukul 12.38 WIB yang lalu. “Keberhasilan mengibarkan bendera Merah Putih di puncak tertinggi Antartica merupakan persembahan bagi persatuan Bangsa Indonesia," kata Mathilda seperti yang disampaikan Jumat (6/1).

Ia mengucap terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua rekan yang telah memberi dukungan dari Tanah Air dan berharap keberhasilan ini dapat menjadi berita baik untuk Indonesia.  

Memulai upaya menuju puncak (summit attempt) dari High Camp pada Rabu, 4 Januari 2017 pukul 12.00 Waktu setempat, tim menempuh jarak 14 km yang menghabisakan 12 jam perjalanan.

Perjalanan menuju puncak dari titik terakhir ini pun ditemani juga cuaca cerah namun angin kencang dan hawa dingin dengan suhu udara mencapai -33°C. Untuk mencapai puncak Vinson Massif, Tim Wissemu telah melalui perjalanan panjang selama kurang lebih empat hari terhitung sejak tanggal 1 Januari 2017. 

Sempat singgah dan beristirahat di Low camp (2.800 mdpl),  tim melanjutkan aklimatisasi sekaligus melakukan load carry ke High Camp (3.770 mdpl) keesokan harinya. Perjalanan menuju High camp ini sendiri tidaklah mudah, suhu udara selama perjalanan yang mencapai -30°C disertai hujan saju, ditambah dengan elevasi 1.020 m dan kemiringan terrain mencapai 45° memaksa tim harus menggunakan bantuan fixed ropes untuk dapat sampai ke titik ini. 

Selain untuk mengejar misi Seven Summits, keberhasilan mencapai Puncak Vinson di benua Antartika ini merupakan suatu bentuk persembahan dari Mahitala Unpar untuk persatuan Bangsa Indonesia dan untuk seluruh perempuan Indonesia agar selalu berani bermimpi setinggi-tingginya. 

Dengan ini pula, Tim Wissemu mencatatkan diri sebagai dua orang perempuan Indonesia pertama yang menapakkan kakinya di Puncak Gunung Vinson Massif. Rasa bangga sekaligus lega dituturkan Mangadar Situmorang, selaku Rektor Universitas Katolik Parahyangan juga memberi ucapan selamat kepada Tim Wissemu.

“Selamat, sangat bangga dan bersyukur, saya mengucapkan terima kasih untuk berbagai pihak yang membantu dan mendoakan. Terimakasih telah mewujudkan mimpi Unpar dan bangsa Indonesia. Khususnya untuk membuktikan kepeloporan dan kejuangan perempuan Indonesia," katanya.