Akademisi Sayangkan Generasi Muda Tidak Mengenal Pahlawan Indonesia

:


Oleh Astra Desita, Selasa, 8 November 2016 | 08:34 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 540


Jakarta, InfoPublik - Akademisi Endang Suryana Priyatna menyayangkan jika generasi muda banyak yang tidak mengenal pahlawan Indonesia, sehingga menurutnya konsep pengenalan sejarah perlu dirombak menjadi lebih menarik.

"Anak-anak lebih banyak tahu 'super hero' dari Amerika, contohnya kapten amerika", tutur akademisi dari Universitas Islam "45" (Unisma) Bekasi saat acara seminar Jelang Peringatan Hari Pahlawan 10 November mendatang di Jakarta, Senin (7/11).

Endang mengatakan pahlawan yang dikenal bukan lagi orang yang membawa alat perang tradisional seperti bambu runcing, tapi lebih kepada orang-orang yang menjadi tokoh pahlawan dalam film barat yang membawa peralatan canggih.

Menurut Endang, konsep pahlawan perlu diterjemahkan dalam konteks populer, karena generasi muda sekarang lebih dekat dengan konsep populer. Tujuannya agar pahlawan itu mudah dikenal dan masyarakat dapat mencintai bangsanya melalui strategi tersebut.

Jika zaman sekarang ini, konsep kepahlawanan tidak dibentuk menjadi konsep pahlawan yang menarik, maka akan sulit dikenali oleh generasi-generasi baru.

Karena itu dia menyarankan dalam era ekonomi kreatif atau industri kreatif sekarang ini, pemerintah seharusnya bisa menjadikan budaya yang dimiliki Indonesia menjadi konsep karakter pahlawan yang dikemas secara menarik, seperti negara-negara lain yang menyusun strategi industri kreatifnya dengan menonjolkan budaya kepahlawanan, seperti Cina dengan konsep pendekar samurai-x, Amerika Serikat dengan konsep kapten amerika, dan lain-lain.

Sementara Ketua Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Himikom) Universitas Islam "45" Bekasi, Aru Lego Triyono minta pemerintah agar kegiatan peringatan Hari Pahlawan diramaikan dengan berbagai kegiatan yang nyata dan bermanfaat bagi masyarakat.

"Pemerintah daerah atau pusat jangan hanya memperingati dengan seremonial, tetapi juga harus cepat tanggap sesuai dengan kondisi saat ini, seperti kenyamanan, ketertiban, agar tidak memakan korban," katanya.

Menurut Aru, memaknai pahlawan adalah seseorang yang memberikan kenyamanannya untuk orang lain dan meninggalkan kenyamanan untuk dirinya sendiri. "Pemuda sekarang itu seharusnya sudah dapat mengkontekstualisasikan makna pahlawan yang seperti itu," tuturnya.

Jika pahlawan selama ini lebih banyak diartikan sebagai seorang yang membela negara pada zaman dulu, dengan perjuangan fisik, maka membantu sesama pun sudah termasuk dalam kepahlawanan.

Sementara itu, ketika menyinggung para pahlawan masa lalu yang sering disebut sebagai veteran, ia minta generasi muda agar memperhatikan kehidupan mereka yang umumnya kurang baik. Generasi muda misalnya bisa memberikan bantuan sembako, seperti beras, gula, serta bahan pakaian atau kain.

Khusus kepada pemerintah Aru mendesak para pejabat untuk memperhatikan kehidupan seluruh veteran supaya mereka bisa menikmati kehidupan yang layak, agar sesuai dengan perjuangan mereka dalam memerdekakan bangsa Indonesia.