Pemerintah Ingin Bonus Demografi Menjadi Berkah, Bukan Bencana

:


Oleh H. A. Azwar, Sabtu, 5 November 2016 | 17:23 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 949


Solo, InfoPublik - Dalam rangka menyambut datangnya era bonus demografi yang puncaknya tahun 2020-2035, pemerintah terus merumuskan program strategis lintas kementerian dan lembaga.

Prinsipnya, kita ingin bonus demografi ini menjadi berkah dan bonus beneran. Bukan malah problem apalagi jadi bencana. Oleh karena itu, semua komponen bangsa harus menyadari peluang besar ini dan ikut terlibat dalam membangun SDM kompeten dan berdaya saing untuk menghadapi era bonus demografi ini, ungkap Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan Ketenagakerjaan (Barenbang) Kementeraian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Sugiarto Sumas di sela-sela acara FDG yang digelar Bapenas dan UNS, di Solo, Sabtu (5/11).

Menurut Sumas, salah satu cara terbaik dari maksimalisasi peran pemerintah dalam menyambut bonus demografi adalah dengan terus memperkuat lembaga pendidikan dan pelatihan kerja yang kredibel dan kompeten. Oleh karena itu, semua pihak, baik pemerintah, akademisi, maupun dunia usaha harus bersatu padu dan selalu bergandeng tangan untuk ikut terlibat menciptakan SDM handal dan kompetitif.

Prinsipnya, dalam menyambut bonus demografi itu, yang sudah bekerja bagaimana kesejahteraannya meningkat dan lebih baik. Yang belum bekerja bisa bekerja dan berdaya saing dengan tenaga kerja lain dari luar negeri. Untuk ini kita butuh banyak kerjasama semua pihak, ujarnya.

Sementara itu, deputi bidang pembangunan masyarakat dan kebudayaan Bapenas, Subandi Sarjoko menegaskan bahwa bonus demografi ini tidak akan menghadirkan keuntungan kalau usia produktif angkatan kerjanya tidak kompeten. Oleh karena itu, semua pihak perlu kerjasama untuk menyiapkan angkatan kerja yang kompetitif dan kompeten.

Kita ini sudah ditunjuk untuk mengawal SDGs. Kita mendapat mandat dunia untuk itu. Tujuannya membangun kualitas SDM yang handal dalam rangka salah satunya memanfaatnya peluang bonus demografi ini, kata Subandi.

Rektor UNS, Ravik Karsidi mengatakan bahwa bonus demografi yang akan melewati Indonesia yang puncaknya tahun 2020-2035 memiliki dua mata pisau yang sangat memungkinkan terjadi. Jika kita bisa menyiapkan SDM yang handal dan kompeten maka bonus demografi akan menjadi berkah dan keuntungan besar bagi bangsa ini dan rakyat Indonesia.

Sebaliknya, jika kita tidak menyiapkan diri menyambut era bonus demografi dengan baik dan sustainable, maka bonus demografi justru akan menjadi bencana dan melapetaka. Tentu kita tidak mau ini terjadi. Ini semua tergantung kita. Tapi kalau kita abai, pada saat bonus demografi datang, tapi angkatan kerja kita tidak siap bersaing dan tidak kompeten, maka kita akan kalah. Bisa revolusi sosial kalau anak muda produktif ngangur, tukas Rektor UNS.