:
Oleh H. A. Azwar, Kamis, 3 November 2016 | 20:22 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K
Jakarta, InfoPublik - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) berkomitmen akan mengawal proses evakuasi korban tenggelamnya kapal yang mengangkut tenaga kerja Indonesia (TKI) dari Johor, Malaysia.
Musibah tenggelamnya kapal speedboat yang membawa 101 orang, terdiri atas 98 TKI dan 3 ABK, menjadi perhatian banyak pihak termasuk Kemnaker.
Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta dan PKK) Kemnaker, Herry Sudarmanto, mengatakan, pihaknya langsung menginstruksikan jajarannya untuk turun ke Batam dan mengawal proses evakuasi korban.
Ini tragedi kemanusiaan. Kita akan tetap berusaha membantu, tanpa melihat status korban. Kita akan kawal proses evakuasi korban. Kita juga terus berkoordinasi dengan instansi-instansi lain, seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Tim SAR, Kepolisian, TNI, Dinas Ketenagakerjaan Batam, Bea Cukai dan masyarakat dalam melakukan proses evakuasi, ungkap Herry dalam siaran pers nya di Kantor Kemnaker, Jakarta Selatan, Kamis (3/11).
Menurut Herry, berdasarkan pendataan yang telah dilakukan kepada korban baik yang meninggal maupun selamat, korban merupakan TKI non prosedural atau illegal.
Hingga saat ini, korban meninggal sebanyak 18 orang dan korban yang selamat berjumlah 39 orang, sedangkan 44 lainnya masih dalam proses pencarian, ujarnya.
Herry menegaskan, Kemnaker bersama Dinas Ketenagakerjaan Batam dan beberapa Dinas Ketenagakerjaan tempat korban berasal akan berkoordinasi untuk memudahkan proses pemulangan jenazah. “Kami juga memastikan korban yang selamat mendapatkan perawatan hingga proses pemulangan,” beber Herry.
Adapun kronologis tenggelamnya kapal yakni, pada Rabu, 2 November 2016, Pukul 03.40 WIB Kapal speedboat berangkat dari pelabuhan liar di Johor menuju Nongsa, Batam, Kepulauan Riau.
Kemudian sekitar pukul 05.15 WIB saat di perairan Tanjung Bemban, Batu Besar, speedboat dihantam ombak dan terbalik hingga mengakibatkan seluruh penumpangnya jatuh ke laut. Saat kejadian, perairan diguyur hujan deras disertai angin kencang. Sehingga menyebabkan gelombang yang cukup tinggi.
Mengenai langkah evakuasi adalah, sebanyak 280 personil tim gabungan dari TNI, Polri, Kantor SAR, BPBD, Bea Cukai dan masyarakat melakukan evakuasi. Basarnas mengoordinir dalam pencarian dan evakuasi korban. Evakuasi terkendala arus yang besar.
Kemudian, korban meninggal dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepri Nongsa Batam untuk keperluan identifikasi oleh tim Dokkokes. Untuk korban selamat di bawa ke posko sementara rumah Raja Ahmad, Tanjung Bemban, Batu Besar, Kota Batam, Provinsi Kepri. Empat orang dirawat di RS Bhayangkara Polda Kepri.
Berikut adalah enam korban kapal tenggelam yang teridentifikasi dari total korban meninggal yang telah ditemukan (12 belum teridentifikasi) yakni:
Berikut adalah data 39 korban selamat yakni: