Satlak Prima Siapkan Dua Kunci Sukses Tembus 8 Besar Asian Games 2018

:


Oleh Astra Desita, Rabu, 26 Oktober 2016 | 14:14 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 427


Jakarta, InfoPublik - Pemerintah menargetkan Indonesia bisa tembus delapan besar Asia dengan torehan 20 medali emas di Asian Games 2018. Satlak Prima menyatakan siap menjawab tantangan itu dengan dua kunci sukses. Pertama perencanaan yang detail, dan yang kedua Prima akan mendampingi pelatih agar metodernya lebih terukur dan modern.

"Tentu kita harus membidik yang tinggi lah, karena amanat itu pasti akan menjadi pendorong kita semua. Kita harus optimistis sampai perjuangan terakhir," tutur Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) Achmad Soetjipto, di Jakarta, Rabu (26/10).

Sutjipto juga mengingatkan tidak ada yang bisa menjamin target itu bakal benar terjadi atau tidak. Sebagai contoh, kata dia, pada Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, ganda putra bulutangkis Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan diharapkan dapat medali emas, tetapi tidak dapat.

"Padahal persiapannya maksimal dan ranking 8 dunia. Ini artinya, banyak faktor eksternal yang di luar kendali kita. Jadi kalau memang pemerintah mengamanatkan dengan ambisi level yang tinggi, itu tujuannya mengingatkan kita semua bahwa di olahraga prestasi itu semua bisa terjadi," tuturnya.

Soetjipto mengatakan apapun di luar faktor yang mempengaruhi prestasi atlet tentu harus diperhatikan. Pemerintah harus siap mendukung apa yang menjadi kebutuhan atlet.

"Tinggal bagaimana Satlak Prima, induk-induk cabang olahraga harus memberikan keyakinan kepada pemerintah dan masyarakat bahwa investasi itu menggunakan uang rakyat sehingga kita harus betul-betul mempertanggung jawabkan dengan benar dalam dua bentuk, pertama medali, kemudian akuntibilitas," katanya.

Sehubungan dengan itu juga Prima pun, sudah mulai membuat perencanaan yang lebih detail agar dukungan dari pemerintah bisa lancar. Untuk diketahui, dukungan yang terlambat terkadang disebabkan oleh permintaan dari induk cabang olahraga yang serba mendadak, sedangkan pemerintah juga tidak bisa serta merta memberikan karena ada kekhawatiran melanggar Undang-Undang.

"Inilah yang harus segera dijembatani agar kebutuhan atlet, induk cabang olahraga, itu gap-nya tidak terlalu besar. Dan Cabor sendiri harus sadar karena tidak bisa minta sekarang lalu langsung diberikan. Sebab ada aturan main dalam pembelanjaan anggaran. Sedangkan Prima hanya program yang terpisah dengan Kuasa Pembuat Anggaran dan Pembuat Kebijakan Komitmen," jelas Sutjipto.

Selain itu kata dia, Prima juga telah melakukan pendampingan kepada para pelatih cabor, supaya kapasitas pelatih lebih naik dan bisa melaksanakan kepelatihan dengan cara yang lebih terukur dan modern. "Di Prima sudah tersedia tenaga ahli keolahragaan, untuk mendukung para pelatih," katanya.

Khusus pada bagian cabor, Satlak Prima juga mulai memetakan cabang dan nomor mana saja yang akan menjadi andalan untuk meraih target masuk 8 besar sebagai pengumpul medali emas Asian Games 2018. Namun Soetjipto menolak menjelaskan lebih detail sebagai langkah strategi dengan kompetitor.

"Pastilah kami sudah punya peta itu. Tapi harus diingat bahwa kompetisi internasional sudah sama dengan perang sehingga ada beberapa hal yang belum bisa diungkapkan demi kepentingan prestasi. Tetapi kami fokus ke 28 cabang Olimpiade," tutur Sutjipto.
Sejauh ini, sebanyak 38 cabang olahraga sudah dipastikan dipertandingkan di Asian Games 2018. Pertemuan Komite Koordinasi (Corcom) V Asian Games 2018 di Jakarta, November mendatang, akan mengesahkan kembali tiga cabor usulan Indonesia untuk dipertandingkan di Asian Games 2018, yaitu jetski, paralayang, dan bridge.

"Intinya kami pasti berusaha mati-matian untuk menempat Indonesia di tempat terhormat. Apalagi tuan rumah. Jangan khawatir, jangan pesismistis, atau skeptis. Buang jauh-jauh hal itu. Saya harapkan ini menjadi motivasi juga kepada PP/PB cabang olahraga agar lebih mawas diri dan meninggalkan cara-cara lama, dan buka cara baru yang lebih akuntable," pungkasnya.