Kemendesa Gandeng Politeknik Negeri Jakarta Manfaatkan Potensi Desa

:


Oleh H. A. Azwar, Minggu, 11 September 2016 | 14:01 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 2K


Jakarta, Publik - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Sandjojo mengungkapkan, perlu kejelian dan keseriusan para pemuda Indonesia terutama sarjana dalam membaca dan memanfaakan potensi desa.

Di desa-desa masih banyak yang belum beruntung, masih banyak yang belum mendapat kesempatan menempuh pendidikan tinggi. Tapi mereka juga banyak yang sukses, sedangkan sarjana memiliki banyak kelebihan, ungkap Eko di hadapan wisudawan Politeknik Negeri Jakarta, Depok, Sabtu (10/9).

Menurut Eko, beberapa transmigran di daerah terpencil bahkan mampu meraih pendapatan hingga ratusan juta rupiah per tahun, walaupun sebagian besar di antara mereka bahkan tidak mengenyam perguruan tinggi.

Beberapa waktu lalu saya memberikan penghargaan kepada transmigran teladan. Seorang transmigran tamatan SD di mana 3 tahun yang lalu hanya berprofesi sebagai tukang batu dengan penghasilan Rp10-20 ribu per hari. Dengan kejeliannya, sekarang ia mampu menghasilkan pendapatan Rp750 juta per tahun. Ini bahkan lebih dari gaji menteri, ujarnya.

Di hadapan para wisudawan, Eko menepis anggapan yang menjadikan desa sebagai masalah. Justru, Eko menganggap, keberadaan 74.754 desa di Indonesia selayaknya sebagai sebuah kesempatan besar untuk dikembangkan.

Semua desa tidak sama, ada yang kaya, tertinggal, kurang penduduk, banyak penduduk, rawan konflik, dan rawan bencana. Memang banyak desa yang masih tertinggal, namun jangan melihat desa sebagai persoalan, tapi lihatlah bahwa desa memberikan anda kesempatan besar untuk jadi orang sukses, beber Eko.

Dalam kunjungannya di Politeknik Negeri Jakarta tersebut juga disepakati kerja sama (MoU) antara Politeknik Negeri Jakarta dengan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemdes PDTT).

Sebagai salah satu alumni kampus tersebut Eko juga mengajak peran aktif kampus dan alumni, untuk turut berperan aktif membangun negeri. “Kerja sama bisa dilakukan melalui banyak hal, hal sederhana misalnya melalui program KKN (Kuliah Kerja Nyata). Dalam program ini, mahasiswa bisa memberikan pendampingan di desa dalam waktu beberapa bulan. Misalnya pendampingan soal administrasi, karena masih banyak desa yang belum begitu menguasai administrasi,” tukas Eko.