Menpora : Sosialisasi Asian Games 2018 Kurang Kreatif

:


Oleh Astra Desita, Kamis, 8 September 2016 | 10:44 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 346


Jakarta, InfoPublik - Indonesia sudah dua tahun ditunjuk sebagai tuan rumah Asian Games 2018. Namun hingga kini gaung dan atmosfernya masih belum terasa ke seluruh lapisan masyarakat. Menpora Imam Nahrawi menyebut sosialisasinya kurang kreatif.

"Kalau lihat sosialisasi (kemarin-kemarin), itu kurang lah. Kalau cuma mengumpulkan massa, dibayar pun mereka datang," tegas  Imam Nahrawi, ketika ditanya soal kabar Asian Games 2018 di Jakarta, Rabu, (7/9).

Padahal kata dia, jika ada keinginan sosialisasi harusnya dikemas dengan ide-ide kreatif dan membuat heboh seluruh lapisan masyarakat. Sehingga siapapun itu akan merasakan atmosfernya walau multiajang itu baru akan digelar dua tahun lagi.

"Dulu saya pernah kasih ide untuk mengelindingkan bola besar dengan diameter 5 meter di 34 provinsi. Semua mendorong, di seluruh provinsi. Ramai-ramai, jadi geregetnya dapat, beritanya dapat," ungkapnya.

"Harusnya malah 2016 ini bola itu sudah mengelinding, tapi ya begitu...," ujar Imam seraya membuka tangan tanda pasrah.

INASGOC (Indonesia Asian Games Organizing Committee) sebelumnya sudah menggelar sosialisasi Asian Games di sepanjang tahun 2015-2016 di berbagai kota di Indonesia dan berbagai negara Asia.

Bahkan untuk menunjang itu, 15 Desember 2015, pemerintah telah mengelontorkan biaya sekitar Rp 61 miliar untuk kebutuhan Asian Games, yang salah satunya diperuntukkan anggaran sosialisasi di enam kota besar pada 29-31 Desember 2015. Namun hingga kini efeknya masih belum terasa.

Bahkan sosialisasi yang dilakukan di Jakarta dan sekitarnya dinilai seperti sekadar ada. Tak ayal, buntut dari beberapa sosialisasi Asian Games menimbulkan dugaan penyimpangan anggaraan dana sosialisasi.

Meski mengaku gemas, hati kecil pria asal Bangkalan ini masih optimistis persiapan yang dilakukan melalui kerja sama semua pihak dan dukungan kementerian lembaga bakal lancar. Terpenting, kata dia, ada kemauan. "Optimistis, tidak ada ceritanya saya pesimistis. Yang penting ada kemauan," tegas Menpora.

"Kementerian PU Pera (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) dengan renovasinya, Satlak Prima fokus ke pembinaan atlet dan prestasi, dan INASGOC fokus ke masalah sosialisasinya, penyiapan voolunternya, apanya. Cari terobosan, bisa kok! Kalau tidak bisa juga diskusi dengan saya, tapi harus dijalani. Masih ada waktu jadi kita tidak boleh menyerah. Kalau memang 2016 tidak bisa, 2017 bisa. Soal yang gelinding bola itu bisa kok setahun dijalanin," pungkasnya.