Menteri Desa Ajak Pengusaha Indonesia-Uzbekistan Tingkatkan Perdagangan

:


Oleh H. A. Azwar, Jumat, 2 September 2016 | 15:15 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 1K


Jakarta, InfoPublik - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo mengajak para pengusaha Indonesia dan Uzbekistan untuk meningkatkan perdagangan bilateral agar volumenya bertambah tahun demi tahun.

Guna meningkatkan perdagangan, pemerintah kedua negara mendorong para pengusahanya menjalin kerja sama dan hubungan langsung, kata Eko dalam sambutannya pada resepsi Hari Ulang Tahun ke-25 Kemerdekaan Republik Uzbekistan di Jakarta, Kamis (1/9) malam.

Eko menyerukan para pengusaha kedua negara dapat berpartisipasi dalam pameran dagang seperti expo yang diadakan oleh Indonesia tiap tahun. “Hubungan antar pejabat, antar pengusaha dan antar individu sebaiknya diperkuat di masa mendatang,” bebernya.

Pada kesempatan tersebut, Eko bersama Duta Besar Uzbekistan untuk Indonesia Shavkat Jamolov dan Ketua Ombudsman Amzulian Rifai memotong kue untuk menandai HUT Kemerdekaan Republik Uzbekistan di hadapan puluhan diplomat, pengusaha, pejabat.

Nilai perdagangan Indonesia dan Uzbekistan tercatat 12,8 juta dolar AS pada tahun 2015. Ekspor Uzbekistan ke Indonesia antara lain jasa, peralatan listrik, kapas, sedangkan Indonesia mengekspor coklat, teh, furnitur, tembakau, minyak hewani dan nabati, ban mobil dan kerajinan tangan.

Sementara itu, Dubes Shavkat Jamolov mengatakan pada 1 September rakyat Uzbekistan merayakan hari yang tak pernah terlupakan dalam sejarah Tanah Air mereka.

Setelah merdeka, Uzbekistan memilih jalan pembangunannya sendiri, yang bertujuan membangun sebuah negara demokratis dan terbuka, ekonomi pasar yang berorientasi sosial, pembentukan suatu masyarakat yang bebas dan kreatif dengan hukum dan nilai-nilai kemanusiaan dominant, kata Shavkat.

Menurut Shavkat, model reformasi Uzbekistan didasarkan pada lima prinsip yakni prioritas pada ekonomi di atas politik; negara sebagai agen perubahan utama; peraturan perundang-undangan; kebijakan sosial yang kuat; dan reformasi secara evolutif dan gradual.

Prestasi Uzbekistan, disebut Shavkat, dalam kurun waktu singkat Uzbekistan telah bertransformasi dari negara pengekspor pertanian dan bahan-bahan mentah menjadi negara modern yang maju secara dinamis. “Selama merdeka, ekonomi Uzbekistan telah tumbuh lebih enam kali,” ujar Shavkat.

Dia mengungkapkan, berdasarkan rating Forum Ekonomi Dunia (WEF), Uzbekistan termasuk di antara lima negara dengan pertumbuahn ekonomi yang tercepat di dunia pada akhir 2014-2015 dan sesuai ramalam forum itu pertumbuhannya 8 persen untuk kurun waktu 2016-2017.

Tahun 2015 Uzbekistan menjadi salah satu dari 14 negara yang meraih penghargaan atas pencapaian Tujuan Pembangtunan Millinium (MDGs) dalam hal ketahanan pangan.

Di bidang olahraga, tim nasional Uzbekistan meraih empat emas, dua perak dan tujuh perunggu dalam Olimpiade di Rio, Brazil. Di antara 206 tim nasional, Uzbekistan berada di posisi ke-21 di dunia, keempat di Asia dan kedua di Persemakmuran Negara Merdeka (CIS) - kelompok negara yang pernah berada di bawah Uni Soviet, meninggalkan semua negara di Asia Tengah.