Era Digital Informasi, Media Pemerintah Harus Tingkatkan Potensi

:


Oleh Dian Thenniarti, Kamis, 25 Agustus 2016 | 15:09 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 781


Batam, InfoPublik - Direktur Pengelolaan Media Publik (PMP) Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika, Sunaryo berharap, media online InfoPublik dan media center daerah sebagai media pemerintah dapat terus meningkatkan potensi, untuk mampu mengikuti dan bersaing di era digital informasi.

"Tingkatkan kualitas maupun kuantitas berita, dan mutu. Agar kedepan, berita-berita yang ada semakin menarik dan di lirik, sehingga ke depan dapat menjadi acuan pemberitaan," ujar Sunaryo dalam pembukaan Bimbingan Teknis Jurnalistik Online Di Era Digital Untuk Petugas Pengelola Media Center Daerah di Batam, 24-26 Agustus 2016.

Lebih lanjut Sunaryo juga berpesan, sebagai corong komunikasi pemerintah, InfoPublik dan media center di daerah agar juga memperhatikan isi berita yang terkandung di dalamnya.

"Saya harapkan berita-berita yang dimuat adalah yang mengandung unsur edukasi, pencerahan, pemberdayaan, dan perekat NKRI. Bukan berarti berita-berita demo, kerusuhan, dan semacamnya tidak diperbolehkan, namun penyajiannya harus berimbang. Namun yang terpenting, kedepan berita-berita yang dimuat harus akurat, mendalam, menarik dan memancing keingintahuan pembacanya," tegasnya.

Menurut Sunaryo, InfoPublik dan media center daerah memiliki potensi besar untuk bersaing dengan media-media cetak dan online milik swasta.

"Jika dibandingkan jumlah personel yang ada, kita lebih unggul dengan 255 saluran informasi yang tersebar diseluruh nusantara, sementara media cetak dan online swasta hanya berjumlah puluhan personel saja. InfoPublik dan media center ini saya ibaratkan macan tidur, bisa dibayangkan jika seluruh jaringan pemberitaan pemerintah berhasil dibangun, sama saja seperti membangunkan macan tidur," katanya.

Namun diakui Sunaryo, saat ini bentuk media pemerintah yang ideal memang belum dapat terwujud, sejumlah kendala menjadi penyebabnya, salah satunya seperti kurangnya regenerasi personel media center di daerah.

Saat ini masih terdapat beberapa saluran informasi di daerah (media center) yang pasif, ada juga yang semula aktif, lantas belakangan menjadi pasif. Bukan semata karena tidak memiliki sarana dan prasarana, namun ada juga yang terkendala karena personel yang menjalankannya ikut mutasi dengan kepala dinasnya. Tidak ada regenerasi SDM.

Untuk diketahui, pembangunan media center di daerah telah dimulakan sejak 2007, dan saat ini pada 2016 jumlahnya mencapai 225 media center. Dari jumlah tersebut tidak sampai separuhnya bisa bertahan aktif memberikan kontribusi baik berupa berita tulis maupun foto.

Menurut Sunaryo, pihaknya telah mempersiapkan sejumlah langkah untuk dapat membangkitkan kembali partisipasi media center di daerah, salah satu yang telah berjalan adalah program InfoPublik Menyapa. 

"Program ini bisa berupa kunjugan ke daerah, atau hanya melalui sambungan telepon mengkroscek satu persatu media center yang ada untuk diketahui segala kendala dan hambatannya untuk kemudian dicarikan solusinya."

Salah satu bentuk solusi yang diberikan, lanjut Sunaryo, bisa berupa pelatihan bimtek seperti yang saat ini dilakukan. 

Bimtek jurnalistik online di era digital untuk petugas pengelola media center daerah di Batam, 24-26 Agustus 2016 diikuti sekitar 48 peserta. Turut hadir dalam kegiatan tersebut adalah Kepala Badan Kominfo Batam, Salim; Kasubdit Media Online Direktorat Jenderal Pengelolaan Media Publik KemKominfo, Nurlaili; serta menghadirkan sejumlah pembicara baik dari praktisi jurnalis Media Indonesia, redaktur rubrik Nusantara dan foto media online InfoPublik.