Pemerintah Siapkan Pendidikan Vokasi Untuk Angkatan Kerja

:


Oleh H. A. Azwar, Rabu, 17 Agustus 2016 | 13:36 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 2K


Jakarta, InfoPublik - Pemerintah menyiapkan pendidikan vokasi sebagai jawaban untuk menyiapkan angkatan kerja yang sesuai dengan kebutuhan industri. Dalam rangka itu, pemerintah berharap pendidikan vokasi dapat menyiapkan sumber daya manusia yang unggul.

Pendidikan vokasi merupakan pendidikan kejuruan yang memang ditujukan untuk menciptakan SDM yang terampil di bidang-bidang tertentu. Intinya bisa fokus pada keahlian tertentu, kata Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Muhammad Hanif Dhakiri, usai menghadiri sidang tahunan MPR dan Pidato Kenegaraan di Gedung DPR/MPR di Senayan, Jakarta, Selasa, (16/8).

Menurut Hanif, pendidikan vokasi itu gunanya untuk menunjang kemampuan tertentu guna menciptakan tenaga kerja yang benar-benar terampil. Tujuannya lanjut dia, supaya bisa menyiapkan angkatan kerja yang sesuai dengan kebutuhan industri yang dibutuhkan.

Seperti yang disampaikan dalam pidato Presiden Jokowi tadi, bahwa pemerintah memang betul-betul serius untuk mengurangi angka pengangguran. Salah satu upayanya adalah menciptakan sumber daya manusia yang unggul, karena tantangan globalisasi ini menuntut kita untuk keluar dari zona nyaman, ujar Hanif.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo dalam Pidato Kenegaraan di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (16/8) menyatakan, pemerintah terus berkomitmen untuk meningkatkan daya saing bangsa di tengah persaingan global yang semakin kompetitif.

Beberapa upaya yang dilakukan pemerintah saat ini adalah pembangunan infrastruktur sosial, seperti pemberdayaan ekonomi produktif rakyat dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Indonesia.

Dengan demikian Indonesia tidak hanya menjadi penonton dalam perlombaan ekonomi global, Indonesia harus ikut berlomba dan harus menjadi bangsa pemenang, kata Presiden Joko Widodo.

Untuk itu, lanjut Presiden, pemerintah terus memperkuat pendidikan vokasi sebagai upaya meningkatkan daya saing SDM bangsa. Hal ini didorong dengan mensinergikan antara pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja atau dunia industri. Harapannya, lulusan pendidikan di Indonesia akan lebih mudah untuk terserap oleh pasar kerja atau dunia industri.

Pemerintah juga terus mendorong terwujudnya hilirisasi penelitian dengan memperkuat sinergi antara pemerintah, perguruan tinggi dan dunia industri, tukas Presiden Jokowi.

Hanif menambahkan, Indonesia saat ini dihadapkan dengan tantangan untuk menyediakan tenaga muda yang produktif. Pasalnya, ini dikarenakan tenaga muda produktif dapat mengantarkan keberhasilan Indonesia menjadi negara yang makin sejahtera.

Pemuda selalu menjadi garda terdepan dalam setiap perubahan bangsa. Pemuda mempunyai semangat juang yang luar biasa kala bekerja, imbuh Hanif.

Dalam konteks ketenagakerjaan inilah, Hanif menghimbau kepada tenaga muda untuk terus mengembangkan diri supaya bisa bersaing menghadapi persaingan global. “Pemudalah yang akan menjadi penerus bangsa ke depan,” beber Hanif.

Hanif pun menyatakan bahwa indikator kesejahteraan sosial Indonesia dalam dua tahun terakhir ini juga terus menunjukkan peningkatan. Data pada Maret tahun 2016 menunjukkan tingkat kemiskinan berhasil ditekan menjadi 10,86 persen.

Tingkat ketimpangan yang ditunjukkan oleh gini ratio juga berhasil dikurangi menjadi 0,40. Dan tingkat pengangguran berhasil diturunkan menjadi 5,5 persen.