Mensos: Kembangkan DSM Baru, 4 PT Segera Tandatangani MoU

:


Oleh Yudi Rahmat, Selasa, 16 Agustus 2016 | 06:01 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 420


Jakarta, InfoPublik - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengajak civitas akademika untuk berpartisipasi aktif dalam upaya pengentasan kemiskinan. Sebab, hal itu sejalan dengan semangat Nawacita.

"Semangat Nawacita mengajak semua pihak untuk membangun Indonesia dari wilayah pinggiran dan desa-desa," ujar Mensos Khofifah, Senin (15/8).

Kementerian Sosial, kata Mensos, memiliki program Desa Sejahtera Mandiri (DSM)  yang dikerjasamakan dengan 14 perguruan tinggi di Indonesia. 

Ke-14 perguruan tinggi tersebut yaitu STKS Bandung, Universitas Islam Sultan Agung Semarang, Universitas Gadjah Mada, Universitas Ciputra Surabaya, Universitas Islam Malang, Universitas Muhammadiyah Malang.

Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Jember, IAIN Antasari Banjarmasin, Universitas Mulawarman Samarinda, Universitas Hasanuddin Makassar, Universitas Muslim Indonesia, Universitas Andalas, serta Universitas Jambi.

"Tahun lalu, sudah berhasil menyapa 100 DSM dan selanjutnya target akan ditingkatkan penjangkauan menjadi 500 DSM," ucapnya.

Untuk mencapai sapaan, layanan, serta penjangkauan DSM lebih luas, dalam waktu dekat segera ditandatangani nota kesepahaman atau MoU dengan empat perguruan tinggi baru. "Satu dari empat perguruan tinggi baru yang akan menjalin MoU kerjasama dengan Kemensos adalah Universitas Trunojoyo, Madura," katanya.

Dalam program DSM menggunakan  one village one sister university. Dimana, perguruan tinggi melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) turun desa-desa yang menjadi sasaran DSM. "Sebelumnya digelar Focus Group Discussion (FGD) dengan rektor, sekaligus membuka peta masalah di desa yang akan dijadikan sasaran program DSM tersebut," tandasnya.

Sinergitas program KKN dengan DSM, salah satunya bisa menyisir dan menginventarisir berbagai kebutuhan warga desa, baik terkait dengan fasilitas umum maupun fasilitas sosial.

"Dari hasil kerja sama antara DSM dan Program KKN bisa menginventarisir kebutuhan warga, baik fasum mapun fasus, seperti sarana lingkungan (sarling), akses jalan, serta balai warga," tandasnya.