BPPT Berhasil Menghasilkan Inovasi Garam Farmasi Sebagai BBO Nasional

:


Oleh G. Suranto, Senin, 15 Agustus 2016 | 21:34 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 807


Jakarta, InfoPublik - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah berhasil menghasilkan  inovasi garam farmasi sebagai bahan baku obat nasional, dimana selama ini garam sebagai bahan baku obat masih diimpor dari luar negeri.

“Garam farmasi ini  99,5 persen digunakan untuk  bahan baku obat, diantaranya adalah sediaan infus maupun oralit,” kata Kepala BPPT, Unggul Priyanto usai acara Refleksi BPPT Tahun 2016 di Gedung BPPT, Jakarta, Senin (15/8).

Menurutnya, hasil inovasi BPPT ini akan diproduksi oleh  Kimia Farma. Pabrik garam farmasi tahap pertama berkapasitas 2000 ton, rencananya akan diresmikan pada bulan September mendatang di Mojokerto, Jawa Timur.

Kemudian, nanti  juga akan membuat lagi pabrik garam farmasi yang berkapasitas 4000 ton, sehingga nanti tidak perlu impor.  Dimana saat ini masih mengimpor 6000 ton.

Disebutkan,  kalau impor garam farmasi ini harganya bisa mencapai Rp. 50 ribu per kilonya. Dengan buatan sendiri hanya Rp. 20 ribu per kilo, dan itu sudah untung, karena garam farmasi ini dikembangkan dari garam krosok yang harganya hanya Rp. 600 per kilogram.

Ia menambahkan, bahkan untuk mengembangkan bisnisnya Kimia Farma juga akan mengembangkan garam industri dan garam rumah tangga. Sebab, impor garam industri ini impornya lebih besar mencapai 1,2 juta ton, dan garam rumah tangga mencapai 1 juta ton. “Total impor garam industri dan garam rumah tangga itu, kita masih 2 juta ton,” katanya.

“Saya harapkan, pembangunan pabrik garam farmasi tahap kedua  berkapasitas 4000 ton di Mojokerto, Jawa Timur, bulan September mendatang sudah dimulai, dan ini bersamaan dengan diresmikannya pabrik garam farmasi  tahap pertama yang berkapasitas 2000 ton,” ungkapnya.