Kepala BPPT: Inovasi Bisa Ciptakan Nilai Tambah

:


Oleh G. Suranto, Rabu, 3 Agustus 2016 | 17:05 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 728


Jakarta, InfoPublik - Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Unggul Priyanto mengatakan, inovasi bisa menciptakan nilai tambah dan lapangan kerja baru, seperti garam krosok dirubah menjadi garam farmasi harganya jadi berlipatganda.

“Garam krosok paling harganya satu kilonya sekitar Rp1000 sampai Rp2000, kini garam krosok tersebut dirubah menjadi garam farmasi sebagai bahan obat infus, harganya bisa mencapai Rp20 ribu per kilonya, disitu kan berlipat ganda. Itu semua bisa dilakukan karena inovasi,” kata Unggul di BPPT, Jakarta, Rabu (3/8).

Menurutnya, inovasi teknologi itu yang melaksanakan adalah perekayasa. BPPT sudah berhasil melakukan perekayasaan inovasi di bidang garam farmasi tersebut, dan saat ini patennya sudah dipakai oleh PT Kimia Farma.

Disebutkan, saat ini Kimia Farma sudah memproduksi 2000 ton per tahun, karena ternyata pasarnya cukup besar, selama ini Indonesia impor dan harganya lebih mahal, lebih dari Rp20 ribu. Oleh karena itu, Kimia Farma memutuskan akan membangun lagi, dan ground breaking akan dilakukan dalam waktu dekat untuk kapasitas 4000 ton.

“Disitu nanti bisa menciptakan lapangan kerja baru, dan akan meningkatkan nilai tambah,” ungkapnya.

Teknologi produksi garam farmasi tersebut sebagian besar menggunakan bahan atau peralatan yang diproduksi di dalam negeri, sehingga memberikan nilai tambah terhadap kandungan lokal.