:
Oleh Astra Desita, Sabtu, 4 Juni 2016 | 21:07 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 356
Jakarta, InfoPublik - Menpora Imam Nahrawi menghadiri Haflah Akhiris Sanah dan wisuda para siswa Raudlatul Athfal, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah Salafiyah Syafi`iyah di Desa Klinterejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu (4/6).
Haflah ini dihadiri sekitar 1100 orang wali murid dari berbagai tingkat pendidikan tersebut. Menteri Imam didampingi Staf Khusus Pemuda Zainul Munasichin
Menpora disambut Ketua Yayasan Salafiyah Syafi’iyah Klinterejo KH Masduqi Yunus dan KH Suudi Sulaiman. Dalam haflah ini, Menpora meresmikan Grand Launching Program Tahfidz Alquran serta menyerahkan Alquran kepada 56 siswa penghapal Alquran.
“Semoga ilmu kalian bermanfaat dunia akhirat. Semoga kalian menjadi khoirun nas anfa’uhum lin nas (manusia yang bermanfaat untuk orang lain). Saya bersyukur wisuda ini berjalan baik,” ujar Menpora.
“Semoga anak-anak kita menjadi orang bermanfaat bagi masyarakat. Sejak menjadi menteri, tantangan mencetak pemuda unggul sangat berat. Tantangan pemuda saat ini pun sangat berat. Jadi matursuwun atas semua ketulusan dan keikhlasan para orang tua, guru, dan kiai yang telah memberi ilmu dan mendidik anak-anak kita untuk menjadi generasi unggul,” kata Imam Nahrawi.
Menpora bercerita bahwa salah satu resep yang melatarbelakangi dirinya bisa seperti sekarang adalah istiqomah, konsisten, barokah kiai, dan barokah pondok pesantren.
“Saya ini orang ndeso, lebih ndeso dari Klinterejo. Kalau melihat dari latar belakang itu, tidak mungkin jadi menteri. Presiden Jokowi saat memanggil saya ke istana, hanya menanyakan satu hal ke saya: apa pernah menjadi santri? Nggih (ya),” tuturnya.
Menpora mengatakan kedatangannya ke Klinterejo, Sooko, Mojokerto adalah bentuk silaturahimnya kepada masyarakat dan para wali murid. “Semoga kita semua diberi panjang umur. Salah hormat untuk keluarga semua,” katanya.