:
Oleh H. A. Azwar, Jumat, 3 Juni 2016 | 10:49 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 579
Jakarta, InfoPublik - Pendataan dampak gempa bumi dengan kekuatan 6,5 SR di Sumatera Barat dan Bengkulu yang terjadi pada Kamis (2/6) pukul 05.56 WIB masih terus dilakukan oleh BPBD hingga saat ini.
Pusat gempa di laut dengan kedalaman 72 km di 79 km Barat Daya Pesisir Selatan Sumatera Barat atau 115 Barat Laut Muko-Muko Bengkulu. Gempa tidak berpotensi tsunami.
Berdasarkan data sementara yang dihimpun BPBD, dampak kerusakan ada di Kabupaten Muko-Muko Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat.
56 rumah rusak dan sebanyak tiga orang luka berat, 13 orang luka ringan, kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Kamis (2/6).
Menurutnya, di Kabupaten Pesisir Selatan, terdapat 14 korban luka dan 11 rumah rusak yang terjadi di Kecamatan Lengayang, Ranah Pesisir, Linggo Sari Baganti, Air Haji Tengah. Di Kota Padang terdapat dua orang luka berat akibat tertimpa bangunan.
“Korban luka berat dirawat si RSUD Painan sedangkan luka ringan di rawat di puskesmas,” ujarnya.
Sementara itu, lanjut Sutopo, pendataan di Kabupaten Muko-Muko, baru dapat dilakukan di dua desa. “Di Desa Lubuk Pinang dan Desa Pasar Panjang Kecamatan Lubuk Pinang terdapat tiga rumah roboh atau rusak berat, tiga rumah rusak sedang, dan Sembilan rusak ringan. Sedangkan di Desa Talang Sakti Kecamatan V Koto terdapat 10 rumah rusak berat, tujuh rusak ringan, dan 13 rumah rusak ringan. Di Desa Kota Praja Kecamatan Manjunto terdapat satu unit RSUD rusak sedang,” imbuh dia.
Dijelaskannya, pendataan masih terus dilakukan. Namun, Sutopo menyebut luasnya wilayah dan kondisi hujan deras menyebabkan pendataan belum dapat dilakukan dengan cepat. Selain itu disebut Sutopo, kondisi listrik mati juga menimbulkan masalah dalam pelaporan dampak gempa di Mukomuko.
Posko BNPB terus melakukan koordinasi dengan Pusdalops BPBD dalam pendataan. Kondisi masyarakat normal. Aktivitas berjalan seperti biasa, tukas Sutopo.