Menaker: Pekerja Sebagai Pelaku Utama Perekonomian

:


Oleh H. A. Azwar, Rabu, 1 Juni 2016 | 21:07 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 1K


Jakarta, InfoPublik - Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dhakiri menyatakan, tenaga kerja Indonesia (TKI) berkontribusi besar terhadap pembangunan ekonomi Indonesia.

Pemerintah pun menurutnya terus berkomitmen meningkatkan kualitasnya baik produktivitas maupun kompetensi kerja, hingga segi kesejahteraannya.

Pekerja tidak hanya berhak untuk bekerja, tetapi juga sebagai pelaku utama dalam pembangunan perekonomian, kata Hanif di kantor Kemnaker di Jakarta, Rabu (1/5).

Menurutnya, pada tahun 2012 lalu, perekonomian Indonesia berada di rangking 16 besar dunia. Ini berkat kontribusi 55 juta pekerja terampil. Pada tahun 2030 nanti, Indonesia diprediksi akan menempati peringkat 7 besar ekonomi dunia. Itu berkat keberadaan 113 juta pekerja terampil.

Sejauh ini diperlukan strategi pemenuhan pekerja terampil, yakni dengan pendidikan dan pelatihan. Persiapan sumber daya manusia kita sangat menentukan keberhasilan pembangunan di Indonesia, ujarnya.

Ditambahkannya, negara Indonesia merupakan negara dengan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) terbesar di ASEAN. Kendati begitu, disebutnya, berdasarkan survei ASEAN statistik, Indonesia berada di posisi lima dalam hal PDB per kapita. Dengan demikian, negara Indonesia tingkat produktifitasnya masih rendah.

“Faktor utamanya disebabkan pasokan tenaga kerja kita tingkat pendidikannya masih rendah,” imbuhnya.

Berdasarkan data Kemnaker, angkatan kerja di Indonesia mayoritas berpendidikan SMP, jumlahnya 60,74 persen dari jumlah tenaga kerja di Indonesia. Sementara baru 11,04 persen tenaga kerja Indonesia berlatarbelakang pendidikan tinggi.

Dengan diklat secara masif dan pemberian sertifikasi profesi dapat mendongkrak daya saing tenaga kerja Indonesia. Rata-rata angkatan kerja produktif usia 20 hingga 65 tahun tidak bisa ke sekolah lagi, tentunya diklat sangat efektif untuk meningkatkan kompetensi mereka, tukas Hanif.