:
Oleh H. A. Azwar, Minggu, 29 Mei 2016 | 23:42 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 1K
Jakarta, InfoPublik - Lentera Anak bersama 22 komunitas, organisasi, sekolah dan universitas mengadakan aksi kreatif ‘10 Ribu Pesawat Kertas untuk Presiden’ di depan Istana Merdeka, Jakarta, pada Minggu (29/5).
Sekitar 10.000 surat dari berbagai kota di Indonesia siap untuk disampaikan kepada presiden sebagai dukungan dari masyarakat agar Presiden Joko Widodo segera menyelamatkan bangsa Indonesia dari dampak rokok dengan kampanye anti rokok atau aksesi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC).
Surat-surat ini divisualkan menjadi pesawat kertas yang beterbangan dari berbagai penjuru kota di Indonesia dan mendarat di Istana Merdeka.
Ragam acara aksi diselenggarakan antara lain pementasan teater, pembacaan surat untuk presiden, penerbangan pesawat kertas dan flash mob.
Ketua Lentera Anak, Lisda Sundari, menyatakan, 10.000 surat ini dikumpulkan sejak April 2016 oleh 20 orang Pembaharu Muda, dari 17 kota di Indonesia.
Mereka melakukan edukasi, kampanye dan mengumpulkan surat untuk presiden di komunitas, organisasi, sekolah, kampus, taman kota, event car free day dan lainnya. Kemudian kampanye ini menyebar dan surat-surat berdatangan dari tempat lain seperti, Banda Aceh hingga Jayapura. Surat-surat juga terkumpul secara online dan melalui PO Box 1124 JKS 12011, kata Lisda Sundari.
Beragam surat-surat tersebut menyampaikan harapan dan dukungan kepada Presiden Joko Widodo agar membuat aturan yang ketat terhadap pengendalian tembakau, melalui aksesi terhadap FCTC untuk melindungi generasi kini dan mendatang.
“Dengan mengaksesi FCTC, kami berharap pemerintah berkomitmen membuat aturan yang lebih ketat dalam pengendalian tembakau. Penjualan rokok dibatasi hanya di tempat-tempat tertentu dan harga rokok dinaikkan supaya tidak mudah dibeli oleh masyarakat. Penjual dilarang menjual rokok kepada anak-anak, dan pelanggaran terhadap hal ini harus diberikan sanksi yang keras,” demikian cuplikan sebuah surat dari seorang pegawai BUMN di Jakarta.
Harapan masyarakat ini tentu saja sangat beralasan, mengingat prevalensi perokok di Indonesia tertinggi di dunia menurut data WHO.
Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukkan, 48,4 juta jiwa penduduk usia di atas 10 tahun merokok setiap hari, dan 80 persen diantaranya mulai merokok di usia 15-19 tahun. Rokok menjadi penyebab kematian 6 juta orang setiap tahun dimana 600 ribu orang diantaranya perokok pasif.
Menurut Lisda Sundari, FCTC sudah melindungi anak-anak di 187 negara dari epidemi global konsumsi tembakau. Indonesia satu-satunya negara di Asia yang masih menunda aksesi FCTC.
Jika tidak segera aksesi FCTC, Indonesia akan gagal menikmati bonus demografi. Karena pada 2020 anak muda rentan menjadi penduduk produktif yang sakit-sakitan dan menjadi beban ekonomi. Sehingga dapat mengancam bonus demografi yang hanya terjadi sekali sepanjang sejarah sebuah negara, ujar Lisda Sundari.
Sementara Youth Empowerment Officer Lentera Anak, Iman Mahaputera Zein menyatakan, aksi kreatif ini adalah salah satu acara dalam rangkaian kegiatan menyambut Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2016.
Pembaharu Muda dari 17 kota juga menyambut Hari Tanpa Tembakau Sedunia dengan berbagai aksi ala anak muda bersama komunitasnya untuk menunjukkan dukungan mereka kepada Presiden Joko Widodo meyelamatkan generasi bangsa dari dampak rokok dengan aksesi FCTC, kata Iman.
Citra Demi Karina, salah seorang Pembaharu Muda dari Jakarta, yang mengumpulkan lebih dari 1.000 surat untuk Presiden dari komunitasnya menyatakan, dirinya bersama komunitas Forum Anak Jakarta Barat berkeliling ke beberapa Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di Jakarta, dan menyaksikan sendiri bagaimana anak-anak dan remaja bersemangat menulis surat untuk presiden.
Begitu juga para pelajar yang kami datangi di beberapa sekolah di jakarta, sangat antusias untuk menyatakan menolak menjadi target industri rokok, kata Citra.
Menurut Citra, upaya penggalangan dukungan Surat Untuk Presiden yang terutama digerakkan para Pembaharu Muda adalah wujud kegelisahan anak muda Indonesia yang ingin menyelamatkan bonus demografi.
“Edukasi dan kampanye yang kami lakukan kepada organisasi dan komunitas bertujuan menyadarkan masyarakat luas bahwa Indonesia sudah darurat rokok, dan kita tak bisa tinggal diam, kita harus mendukung pemerintah untuk bersama-sama menyelamatkan generasi muda dari dampak rokok. Inilah bentuk dukungan kami, mengumpulkan surat-surat dari masyarakat kepada Presiden untuk mengaksesi FCTC,” ujar Citra.
Karena itu, Citra yang juga Juru Bicara Gerakan Muda FCTC ini sangat berharap Presiden Jokowi bersedia menerima 10.000 surat dukungan yang sudah dikumpulkan dari berbagai kota di seluruh Indonesia.
Kami ingin sekali bertemu Bapak Jokowi untuk menyampaikan secara langsung 10.000 surat dukungan ini. Kami sangat berharap Bapak Jokowi bersedia menerima suara dari masyarakat yang mendukung Bapak untuk menyelamatkan bangsa dari dampak rokok, tukas Citra.
Adapun beberapa Organisasi Pendukung Kampanye “Surat Untuk Presiden” yakni, Forum Anak Jakarta, Forum Anak Jakarta Barat, Forum Anak Pandeglang, Forum Anak Tangsel, Forum Anak Sawahlunto, Forum Anak Bogor, Forum Anak Jogjakarta, Forum Anak Sumut, Gerakan Muda FCTC, SFAN, KARI, Go Green, THC, Good Life Society, No TC, HMJ Esa Unggul, Pramuka, SMPIT Arrahman, Advent Konferens Jakarta & Sekitarnya, JP3T, YPMA, Unindra, SGJC, Dema FKIK, FE UNJ, Smoke Free Agents, YC Cipta Ceria PKBI Kaltim, YC Raja PKBI Jambi, YC Cemara PKBI Sumbar, KMK Sumbar, Komunitas Peduli Udara bersih FKM Univ Jember, Aliansi Remaja Independen Makassar, Sahabat Remaja Mentawai, Guyub Bocah Jateng, Satunama, Komunitas Penulis Anak Klaten, Ruandu, Gagas Foundation, 9Cm Tabanan, 9Cm Jogjakarta, Rumah Ilmu, Keluarga Pendongeng, Rumah Baca Bogor, LPA Mataram.