:
Oleh Juliyah, Minggu, 24 April 2016 | 05:32 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 292
Jakarta, InfoPublik - Palang Merah Indonesia (PMI) bersama dengan tim riset Institut Tekonologi Bandung (ITB) dengan dukungan Palang Merah Amerika, meluncurkan data riset berupa infografis dan Videografis mengenai kerentanan Kebencanaan, kerentanan iklim dan kapasitas adaptif yang terjadi di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung, di Markas Pusat PMI Jakarta, Jumat (22/4).
Hal ini sebagai bagian dari Program Pengurangan Resiko Terpadu Berbasis Masyarakat (PERTAMA) di wilayah perkotaan. Program PERTAMA di wilayah perkotaan focus dalam meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan masyarakat di sepanjang DAS Ciliwung khususnya di dua wilayah Kabupaten Bogor dan Jakarta Utara.
Data infografis dan videografis ini diluncurkan berdasarkan hasil penelitian ITB pada kurun waktu 2013-2014 dengan menggunakan metodologi pemodelan untuk memproyeksi bencana iklim. Proyeksi ini memprediksi curah hujan di masa depan dengan mempertimbangkan pola curah hujan masa lalu, dan juga pola anomali.
Penelitian menghasilkan beberapa dokumen penelitian berikut rekomendasi sebagai bahan advokasi kepada pemangku kepentingan di wilayah target seperti Perlunya perencanan tata ruang DAS Ciliwung secara komprehensif, Penyediaan infrastructur perkotaan yang mengakomodasi wilayah hulu dan hilir seperti pembangunan tanggul dialiran sungai dan pantai, normalisasi sungai dengan membuat pelebaran badan sungai dan pengerukan lumpur, membuat waduk dan perbaikan saluran air, memperluas daerah resapan air, Memperkuat upaya kesiapsiagaan melalui pembuatan rencana kontigensi banjir, melatih kesiapsiagaan aparatur dan masyarakat dan memperkuat system peringatan dini banjir.
Plh Ketua Umum PMI, Ginandjar Kartasasmita, menjelaskan, melalui sinergi antara PMI dan ITB, memperkuat upaya advokasi kebijakan bencana iklim sebagai salah satu mandat PMI untuk mengurangi korban bencana yang didukung oleh basis data dan analisis secara akurat.
Sementara, Armi Susandi, MT peneliti dari ITB lebih lanjut mengungkapkan, penelitian yang dilakukan ITB telah terverifikasi di berbagai negara dengan akurasi prediksi mencapai 80%.
"Kami menggunakan data dari 19 titik stasiun pengamatan curah hujan dan 7 stasiun pengamatan temperatur di wilayah Bogor Depok dan Jakarta. Penelitian ini menghasilkan 4 model proyeksi yaitu proyeksi curah hujan, temperature, kebencanaan dan kerentanan dari 2015-2035, serta pilihan tindakan mitigasi bagi pemerintah, swasta dan masyarakat," katanya.
Sementara itu, Tom Alcedo, Kepala perwakilan Palang Merah Amerika di Indonesia menekankan pentingnya koordinasi dan komunikasi antar pemangku kepentingan.
"Para pemangku kepentingan di Jakarta dan wilayah penyangga harus mengedepankan koordinasi dan komunikasi untuk mengurangi dampak Bencana iklim yang terjadi di wilayah DAS Ciliwung melalui tata ruang DAS yang komprehensif," Kata Tom.
Peluncuran data riset yang bertepatan dengan hari Bumi ini juga akan dilanjutkan dengan kegiatan susur sungai DAS Ciliwung yang akan dilakukan (23/04) di Kabupaten Bogor (Desa Sukahati, Karadenan, Pondok Rajek, Kedung Waringin, Kedung Waringin) dan Jakarta Utara (Kelurahan Ancol, Penjaringan dan Pademangan).