Implan Tulang Stainless Steel 316 L Produksi BPPT Gunakan Bahan Lokal

:


Oleh G. Suranto, Rabu, 20 April 2016 | 08:34 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 1K


Jakarta, InfoPublik - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi telah berhasil mengembangkan implan tulang Stainless Steel 316 L dari bahan lokal.

Direktur Pusat Teknologi Material, BPPT, Asep Riswoko mengatakan implan tulang yang dikembangkan memanfaatkan Ferro-Nickel lokal sebagai bahan baku utama. “Produksi implan tulang SS 316L ini dikembangkan menggandeng mitra lokal menggunakan sumberdaya Ferro-Nickel dari Pomala, Sulawesi Tenggara,” kata Asep saat acara media gathering Deputi TIEM BPPT di Jakarta, Selasa (19/4).

Menurutnya, uji produksi massal 500 implan di industri telah dilakukan dan dapat mereduksi harga implan sampai 60 persen hingga 70 persen, dibandingkan dengan harga implan tulang impor yang setara.

Pihaknya terus berupaya melakukan efisiensi tanpa mengesampingkan kualitas. Upaya penyediaan alat kesehatan berbahan baku lokal ini, dilakukan dengan memberikan nilai tambah pada sumber daya lokal, sehingga dapat memperkuat industri nasional.

“Hal ini akan mendorong industri dalam negeri untuk memproduksi alat kesehatan berbasis bahan baku lokal dengan biaya yang lebih efisien. Setelah memenuhi beberapa persyaratan izin edar dari instansi terkait, produk yang dihasilkan pun dapat menggantikan produk impor yang selama ini dipakai,” paparnya.

Ia menambahkan, hasil inovasi ini dapat dijadikan produk implan generik nasional yang efektif untuk pelayanan kesehatan masyarakat, sehingga dapat meningkatkan kemandirian bangsa dan substitusi impor alkes implan tulang.

Diketahui, kebutuhan nasional alat kesehatan (alkes) implan untuk penyelenggaraan jaminan kesehatan sangat tinggi. Tingginya angka kecelakaan lalu lintas, serta meningkatnya usia harapan hidup manusia Indonesia membutuhkan implan karena kerusakan tulang.

Berdasarkan data Kemenkes tahun 2012, belanja total alkes RI mencapai kurang labih Rp 7 triliun, dimana kontribusi dari industri manufaktur lokal alkes sekitar empat persen dari anggaran belanja alkes. Praktis mayoritas belanja alkes kurang lebih Rp 6,74 triliun berasal dari impor.

Sementara pasar alkes di Indonesia cukup besar mencapai enam persen dari PDB. Contoh produksi implan yang dikembangkan telah memenuhi persyaratan material medis kedokteran orthopaedi dan kekuatan mekanik bahan implan sesuai standard internasional yaitu ASTM F 138/ISO 5832-1 dan STM A 276.