:
Oleh H. A. Azwar, Rabu, 20 April 2016 | 09:21 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 279
Jakarta, InfoPublik - Masyarakat Nias Selatan, Provinsi Sumatera Utara, dikagetkan dua kali kejadian gempa. Gempa pertama dengan kekuatan 5 SR dengan kedalaman 10 km pada Minggu (17/4) pukul 01.08 WIB.
Gempa kedua dengan kekuatan 5,1 SR pada kedalaman 15 km pada pukul 04.09 WIB.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pusat gempa di laut di 35-37 km Tenggara dari Kabupaten Nias Selatan.
Gempa tidak berpotensi tsunami. Sumber gempa berasal dari jalur subduksi atau pertemuan lempeng tektonik Hindia Australia dan Eurasia, kata Sutopo di Jakarta, Minggu (17/4).
Menurut Sutopo, meskipun kekuatan gempa cukup kecil namun karena sumber gempa dangkal dan dekat dengan daratan maka gempa dirasakan cukup kuat.
Masyarakat di Nias Selatan merasakan guncangan keras selama 15 detik. Masyarakat panik dan berhamburan ke luar rumah. Belum ada laporan kerusakan bangunan akibat gempa. Tidak ada korban jiwa. Masyarakat masih merasakan gempa susulan, ujarnya.
Kepulauan Nias, Mentawai, Siberut, Simeulue dan pulau-pulau di sebelah Barat Pulau Sumatera adalah daerah rawan tinggi dari gempabumi dan tsunami. Pulau-pulau tersebut terbentuk akibat proses subduksi lempeng tektonik.
Dalam catatan sejarah gempa dan tsunami, daerah-daerah tersebut pernah mengalami gempa dan tsunami. Masyarakat memiliki kearifan lokal merespon gempa dan tsunami. Namun demikian kearifan lokal saja tidak cukup. Perlu dibarengi dengan mitigasi bencana yang komprehensif.
Sebagai daerah kepulauan dan aksesibilitas masih terbatas maka perlu terus ditingkatkan sarana prasarana pendukung untuk meningkatkan kapasitas pemda dan masyarakatnya.