KKP Tanjung Priok Gelar Simulasi PHEIC

:


Oleh Juliyah, Kamis, 14 April 2016 | 15:00 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K


Jakarta, InfoPublik - Negara-negara di dunia, tak terkecuali Indonesia, dituntut  siap dalam menghadapi ancaman penyakit berpotensi wabah atau Public Health Emergency Of International Concern (PHEIC) yang menyebabkan kedaruratan kesehatan masyarakat yang bisa datang  melalui pintu masuk negara.

Dalam upaya kesiapan menghadapi keadaan tersebut Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Tanjung Priok melakukan inisiasi simulasi penanggulangan wabah PHEIC di Dermaga 204 - 205 JICT  II Pelabuhan Tanjung Priok, Kamis (14/4).

Simulasi penanggulangan PHEIC ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan para stakeholder dalam mendeteksi dan merespon apabila terjadi

PHEIC, peserta simulasi melibatkan unsur QICP (Quarantine, immigration, custom dan port), TNI Polri, perusahaan pelayaran dan perwakilan asosasi yang berada di wilayah pelabuhan TJ Priok. "Selain memberi manfaat sebagai pintu masuk alat angkut orang dan barang, Pelabuhan juga dapat membawa potensi dampak negatif penyebaran penyakit yang berpotensi wabah PHEIC, ancaman kejadian tersebut sulit diperkirakan karena mobilisasi yang tinggi melalui pintu masuk negara," kata Direktur Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra Kemenkes, Elizabeth Jane Soepardi di sela-sela acara.

Menurutnya, kesiapan bukan berarti hanya ditujukan terhadap MERS CoV saja tetapi kesiapsiagaan diharapkan dapat mengatasi semua kejadian atau penyakit yang berpotensi wabah (PHEIC). Ancaman penyakit masuk melalui pintu menjadi tantangan yang besar untuk Indonesia, karena itu upaya Cegah tangkal penyakit berpotensi wabah di pintu gerbang negara harus terus menerus diperkuat dan ditingkatkan.

"Simulasi latihan diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan, meskipun kejadian bencana tidak terjadi kita harus terus latihan seolah-olah itu terjadi," ungkapnya. 

Ia menegaskan, bahwa simulasi ini wajib dan harus didokumentasikan karena akan dinilai. Indonesia dan dunia juga dituntut mampu memiliki kapasitas surveilance dan respon. "Jadi kita harus mampu mengamati penyakit kalau terdeteksi kita bisa siap dan melakukan respon yang adekuat," ujarnya.

Simulasi diawali dengan pendirian tenda isolasi dan pengisian peralatan medis oleh tim gerak cepat KKP, yang dilanjutkan dengan simulasi dialog antara kapten kapal dengan kantor Kesyahbandaran Utama Tj.Priok, dialog Kepala Kantor otoritas Pelabuhan dengan KKP Kelas I Tanjung Priok hingga pengaktifan posko KLB berdasarkan instruksi Kepala Kesyahbandaran Utama Tj Priok.

Dalam simulasi tersebut diperlihatkan proses pemeriksaan dan penjemputan suspek PHEIC di kapal terjangkit oleh tim verifikasi dan tim evakuasi.

Selain itu, Tim dari RSPI Sulianti Saroso mempersiapkan dan mengaktifkan sistem ruang isolasi, proses rujukan suspek PHEIC ke RSPI dan tatalaksana kasus proses dekontaminasi terhadap petugas dan mobile ambulance rujukan hingga proses tindakan dekontaminasi kapal setelah tim evakuasi menurunkan awak kapal yang sehat. Setelah suspek berhasil dirujuk dilakukan tindakan dekontaminasi terhadap tenda isolasi, petugas medis dan pelepasan alat pelindung diri (APD).