:
Oleh Masfardi, Minggu, 10 April 2016 | 20:09 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 222
Jakarta, InfoPublik - Tim Ombudsman ikut mengawasi pelaksanaan Ujian Nasional diberbagai tingkatan baik SLTA maupun SMP, namun demikian Ombudsman tidak boleh melakukan teguran secara langsung.
“Meski ikut mengawasi, tapi tidak boleh masuk ke ruang ujian, tapi berada di luar ruangan dan dilakukan secara tertutup, yang diawasi tidak tahu kalau mereka sedang diwasi, mereka juga tidak tahu kalau tim kami datang ke sekolah mana saja, yang datang kelapangan bukan anggota Ombusman tapi tim,” kata anggota Ombudsman Alvin lie di Jakarta, Minggu (10/4).
Namun tim disaat datang ke sekolah, kalau diperlukan boleh memperkenalkan diri pada kepala sekolah dan pengawas yang ada di sekolah tersebut, tapi mengawasi tetap dari luar.
Dia mengatakan dalam pengawasan itu ada teguran tertulis kemudian laporan juga disampaikan kepada kami di pusat dan kami juga menyampaikan pada Kementerian Pendidikan untuk dijadikan bahan perbaikan untuk ujian yang akan datang yaitu di UN SMP guna antisipatif agar serupa tidak terjadi lagi dalam pelaksanaan UN tersebut.
Dia mengatakan teguran tertulis yang dilakukan oleh Ombusman, karena perwakilan Ombudsman berhak melakukan tegoran tersebut dengan memberikan peringatan tertulis, termasuk pengawas yang sibuk main HP atau soal ujian yang tidak langsung masuk ke amplok.
Dia mengatakan tim kami setelah selesai mengawasI pelaksaan UN, kalau ditemukan penyimpangan langsung melakukan teguran, kalau dari awal memperkenalkan diri, karena kami mengawasi di dalam sekolah, sehingga sekolah tahu masalah itu. Karena itu merupakan pelanggaran, tapi kalau penagawasan dilakukan secara tertutup tentu tidak secara langsung memberikan teguran.
Disertai bukti karena tim kami itu membawa kamera, alat rekam, kamera poto dan video dan sebagainya, sehingga laporan kami valid dan tidak hanya tertulis, tapi diikuti serta dengan berbagai alat bukti.
Hal itu diingatkan pada pelaksaan UN Tingkat SLTP besok diminta pada peserta UN, pengawas UN dan pelaksana UN, diingatkan UN itu bukan ajang mencari perhatian dan pencitraan, agar semua pihak menghormati hak peserta UN, dengan memberikan ketenangan dalam menempuh ujian tersebut
Juga diminta pengawas dan pihak sekolah memastikan semua peralatan yang diperlukan peserta uN dalam keadaan siap dan layak dipergunakan dan kecermatan para pengawas diperlukan agar tidak terjadi kesalahan seperti soal UN yang tertukar dan sebagainya.
Juga komitmen pribadi peserta UN dan orang tua menghimbau ikut mendukung anak-anaknya menjadi peserta UN yang berintegritas dan tidak tergoda untuk tidak terlibat dalam aksi kecurangan.