:
Oleh G. Suranto, Selasa, 29 Maret 2016 | 14:10 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 604
Jakarta, InfoPublik - Jakarta tanpa three in one (3 in 1) akan diujicobakan selama seminggu pada pekan depan. Hal ini dilakukan sebelum penerapan penghapusan peraturan tersebut di sejumlah jalan ibukota.
“Sekarang juga hampir tidak ada 3 in 1 kok. Lihat saja terobos-terobos, memang siapa yang periksa kaca gelap begitu? Tidak ada efek juga. Makanya kita harus uji coba kalau tanpa 3 in 1 efeknya gimana, sama tidak padatnya,” kata Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Selasa (29/3).
Menurutnya, sambil menunggu Electronic Road Pricing (ERP) diterapkan, pihaknya akan menyiapkan sejumlah sistem untuk mengurai kemacetan sebagai solusi dari penghapusan 3 in 1. “Selama jalur bus TransJakarta steril dan bus banyak kan ada pilihan. Kita tunggu ERP saja,” katanya.
Disebutkan, Koridor I bus Transjakarta saat ini sudah steril, dan kondisi jalan pun baik. Pihaknya juga menggandeng Polda Metro Jaya terkait efek kebijakan penghapusan 3 in 1 tersebut.
Sebelumnya, aturan 3 in 1 diberlakukan di sejumlah ruas jalan protokol, antara lain Jalan Sudirman-Thamrin, Jalan Medan Merdeka Barat, hingga Jalan Gatot Subroto. Pemberlakukan 3 in 1 beraku pada hari Senin hingga Jumat pukul 07.00 - 10.00 WIB, dan pukul 16.30-19.00 WIB.
Pemprov DKI Jakarta memang tengah mengkaji rencana penghapusan aturan 3 in 1 untuk mengatasi kemacetan. Pasalnya, saat ini, banyak joki 3 in 1 yang memanfaatkan kebijakan tersebut sebagai ajang eksploitasi anak.
“Sebetulnya nggak perlu ada three in one juga, kalau orang pada bawa-bawa bayi, dikasih obat bayinya biar nggak mengganggu yang membawa mobil. Ini kan nggak benar kalau begitu,” kata Gubernur DKI Jakarta, Senin (28/3).
Disebutkan, bila orangtua hanya ingin mencari makan, maka pihaknya akan menanggung di panti. Namun, sejumlah oknum masih memanfaatkan anak-anak untuk mencari uang di luar kebutuhan makan.