Kemnaker Terapkan Perencanaan dan Pembangunan Ketenagakerjaan Berbasis Iptek

:


Oleh H. A. Azwar, Selasa, 22 Maret 2016 | 19:50 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 533


Jakarta, InfoPublik - Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagakerjaan menggelar Rapat Kerja Teknis (Rakernis) dengan para pemangku kepentingan, lebih khsususnya dengan unit teknis di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).

Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan Ketenagakerjaan Kemnaker Sugiarto Sumas berharap, kedepannya setiap kebijakan, perencanaan dan program pembangunan ketenagakerjaan di lingkungan Kemnaker berlandaskan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) atau evidence based policy.

"Kemajuan suatu negara pada umumnya didukung oleh kegiatan penelitian dan pengembangan (Research and Development-red) yang kuat. Begitu juga, di perusahaan yang maju juga pada umumnya didukung oleh penelitian dan pengembangan yang kuat pula," kata Sugiarto di Kantor Kemnaker, Jakarta Selatan, Selasa (22/3).

Menurutnya, kegiatan dan output penelitian serta pengembangan diarahkan dan dimanfaatkan untuk menopang kelangsungan dan kesinambungan organisasi agar tetap survival dan kompetitif dengan organisasi lain. Untuk mewujudkan hal ini, Puslitbang Ketenagakerjaan harus dapat bekerja sama dengan unit lain, khususnya unit teknis di lingkungan Kementerian  Ketenagakerjaan.

Kebijakan dan program penelitian dan kajian kebijakan yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagakerjaan harus betul-betul yang merupakan kebutuhan unit teknis, sehingga hasilnya juga dapat digunakan oleh unit teknis bersangkutan guna penyusunan kebijakan, perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan program pembangunan ketenagakerjaan di unitnya, ujar Sugiarto.

Dia menjelaskan, dasar penelitian dan pengembangan pada intinya adalah menjawab permasalahan yang  ada saat ini. Selain itu juga menyangkut permasalahan yang kemungkinan dapat timbul pada masa yang akan datang, baik jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.

Kegiatan kelitbangan juga dapat memberikan umpan balik tehadap permasalahan yang telah terjadi dalam pelaksanaan program, jelas Sugiarto.

Dengan demikian, lanjut Sugiarto, kedudukan dan peran penelitian dan pengembangan dapat dibagi menjadi tiga yakni, pertama warning apparatus, yaitu memberikan sinyal kemungkinan adanya permasalahan yang akan timbul serta memberikan alternatif pemecahannya.

Kedua, sebagai counterpart atau pendampingan bagi pelaksanaan program, sehingga terhindar dari permasalahan yang dapat mempengaruhi keberhasilannya.

Ketiga, sebagai evaluator atau mengevaluasi tehadap hasil pelaksanaan program, guna menyusun perencanaan dan  program ke depan yang lebih baik.

Agar kerja sama dan sinergitas antara Puslitbang Ketenagakerjaan dengan unit teknis dapat berjalan lebih optimal, maka diperlukan adanya komunikasi yang saling terbuka dan berkesinambungan, sehingga kedua belah pihak mendapatkan nilai tambah yang optimal, tukas Sugiarto.