:
Oleh Astra Desita, Sabtu, 19 Maret 2016 | 13:42 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 181
Tangerang, InfoPublik - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menyatakan perguruan tinggi jangan jadi penonton di negeri sendiri dalam menghadapi persaingan pasar bebas.
"Tapi harus mampu memberikan persaingan, inovasi, meningkatkan kualitas serta mampu bersaing pada percaturan bisnis dunia," tutur Mohamad Nasir pada acara peresmian Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Prasetiya Mulya menjadi Universitas Prasetiya Mulya di Nusantara Hall, Indonesia Convention Exhibition BSD, Tangerang Banten, Kamis (17/3).
Nasir mengatakan saat ini di Indonesia terdapat sebanyak 134 Perguruan Tinggi Negeri dan sekitar 4.200 Perguruan Tinggi Swasta, hal itu harus menjadi pendorong sebagai agen perubahan kemajuan teknologi dan memantapkan bisnis.
Menurut Nasir, perguruan tinggi jangan hanya sebagai ladang bisnis semata tapi mampu melahirkan inovasi, kreatifitas, daya saing pada pasar bebas.
"Pasar bebas tidak saja tingkat ASEAN, melainkan Asia dan Eropa, sebagai contoh perguruan tinggi di Singapura telah menjalin kerja sama dengan Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa dan Jepang," katanya.
Perguruan tinggi kata dia, juga perlu membuka program bisnis pariwisata yang bukan hanya mengurus perhotelan atau perjalanan tapi lebih dari itu agar terbuka lebar peluang usaha terhadap lingkungan sekitar.
Nasir mengatakan, pihaknya terus mendorong Dewan Riset Nasional pada tujuh bidang yakni pangan dan pertanian, kesehatan obat-obatan, informasi dan komunikasi, transportasi, teknologi pertahanan, energi terbarukan serta kemaritiman.
Dia mengharapkan agar pengelola Universitas Prasetiya Mulya memperhatikan mahasiswa yang kurang mampu dalam hal ekonomi agar dapat menempuh pendidikan hingga selesai.
"Bila perlu memberikan bea siswa kepada mereka apalagi terhadap mahasiswa yang berprestasi tapi orang tuanya tidak mampu," katanya.
Sementara Rektor Universitas Prasetiya Mulya Djisman Simandjuntak mengatakan perubahan STIE menjadi Universitas berdasarkan Surat Keputusan Menristekdikti No.87/KPT/I/2015.
Djisman mengatakan sejalan dengan fenomena yang terjadi secara global, Indonesia mulai memerlukan reformasi pola pendidikan maka universitas harus menjadi katalisator untuk kehidupan yang lebih baik, tidak saat ini, tapi juga masa depan.
"Saya ingin memelopori reformasi tersebut melalui kolaborasi antardisiplin ilmu dan saling melengkapi satu sama lain,” katanya.
Dimulai dari Masyarakat Ekonomi ASEAN, pihaknya terus mendorong munculnya wirausahawan, terlebih dengan semakin ketat persaingan tenaga kerja dan pasar pasca MEA, profesional dan wirausahawan di Indonesia dituntut untuk bisa memproyeksikan atmosfer bisnis masa depan.
Pengelola Universitas Prasetiya Mulya berencana membuka sembilan program studi untuk Srata Satu yakni bisnis pariwisata, hukum bisnis internasional, enonomi bisnis, matematika bisnis, perangkat lunak teknologi, teknologi komputer, produk rancang teknologi, teknologi pangan dan energi teknologi.