:
Oleh H. A. Azwar, Kamis, 4 Februari 2016 | 10:40 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 339
Jakarta, InfoPublik - Pengaruh El Nino terhadap curah hujan di Indonesia sangat signifikan. Hal ini berdampak dengan musim hujan terlambat, intensitas hujan berkurang dan sebaran hujan tidak merata dibandingkan dengan pola normalnya.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho memperkirakan El Nino masih berpengaruh hingga Maret mendatang.
Berkurangnya curah hujan menyebabkan bencana hidrometeorologi, khususnya banjir dan longsor juga berkurang jika dibandingkan dengan tahun 2015, padahal bulan Januari adalah puncak musim hujan dan puncak kejadian bencana di Indonesia kata Sutopo, Kamis (4/2).
Menurutnya, dalam periode yang sama, yaitu selama Januari 2015 dibandingkan Januari 2016, kejadian bencana banjir mengalami penurunan sebesar 43 persen.
Pada Januari 2015 terjadi 101 kejadian banjir tetapi pada Januari 2016 hanya terjadi 58 kejadian. Hal yang sama juga terjadi pada bencana longsor yang menurun 75 persen. Pada Januari 2015 terdapat 120 kejadian, sedangkan Januari 2016 terdapat 30 kali longsor, ujarnya.
Namun demikian, lanjut Sutopo, penurunan kejadian bencana ini masih perlu diwaspadai mengingat ancaman banjir dan tanah longsor masih tetap tinggi selama Februari mendatang.
BMKG memprediksikan bahwa curah hujan masih akan tinggi di Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Papua dan Papua Barat yang intensitas hujannya lebih dari 300 milimeter selama Februari.
“Masyarakat diminta untuk selalu waspada dari ancaman banjir, longsor dan puting beliung,” kata Sutopo.
Selama Januari 2016, banjir telah terjadi 58 kali yang menyebabkan 10 meninggal, 730.914 jiwa mengungsi. Kerusakan rumah 241 rusak berat, 222 rusak sedang, 197 rusak ringan, dan 9.937 unit terendam. Banjir ini terjadi di 21 provinsi dan tersebar di 51 kabupaten/kota.
Sedangkan bencana tanah longsor telah terjadi 30 kali yang menyebabkan 8 jiwa meninggal, 180 mengungsi. Kerusakan yang ditimbulkan rumah 15 rusak berat, 8 rusak sedang dan 63 rusak ringan. Bencana ini terjadi di 9 provinsi dan tersebar di 21 kabupaten/kota.