:
Oleh H. A. Azwar, Jumat, 15 Januari 2016 | 09:26 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 474
Jakarta, InfoPublik - Tajuk rencana berjudul “Merdeka Dari Korupsi” yang dimuat Harian Suara Pembaruan pada 18 Agustus 2015 meraih penghargaan Anugerah Adinegoro 2015.
Karya jurnalistik ini mendapat nilai 251,25 dari dewan juri yang bersidang di Jakarta, Kamis, 14 Januari 2016.
Sebagai pemenang penghargaan jurnalistik Anugerah Adinegoro maka Harian Suara Pembaruan akan menerima tropi, piagam dan hadiah uang sebesar Rp50 juta yang akan disampaikan saat acara puncak HPN di Lombok, Nusa Tenggara Barat pada 9 Pebruari 2016 mendatang.
Dewan juri, yang terdiri atas wartawan senior Saur Hutabarat, Atmakusumah Astraatmadja serta Hermien Y Kleden berunding cukup keras untuk menentukan pilihan dengan membandingkan karya lain yaitu “Kegaduhan Dikendalikan” dari Harian Kompas yang disiarkan pada 17 Januari 2015.
Kemenangan tulisan ini juga menjadi kemenangan untuk kita semua dalam menghadapi korupsi yang masih terjadi di negara kita. Bahwa tajuk tersebut mempunyai magnitude yang menarik pembaca, kata Saur Hutabarat.
Hermien Kleden pun tidak ragu untuk menjadikannya sebagai pemenang. “Kekuatan tulisan ini menampilkan detil kecil yang orang lain tidak melihat, yaitu memunculkan tentang impian anak Indonesia mengenai bangsa. Bersih dari korupsi adalah suatu utopia tetapi harus diwujudkan,” kata Hermien.
Sementara itu Atmakusumah mengatakan bahwa gaya tulisan tajuk ini bagus, karena sejak awal pada teras tulisan sudah menampilkan opini, layaknya tulisan tajuk rencana.
Tulisan menggunakan bahasa yang tegas dan kuat, didukung data yang sangat kuat sehingga bisa meyakinkan pembaca untuk menyetujui opini tersebut, kata Atmakusumah.
Secara keseluruhan para juri mengakui terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas karya yang masuk dibandingkan tahun lalu, dan tulisan yang kuat juga muncul dari media kecil atau media daerah. Kategori Tajuk Rencana diikuti oleh 55 tulisan dari 14 media massa.
Sementara karya tulis berjudul Salim Kancil, Buta Huruf yang Menjadi Martir Lingkungan yang disiarkan oleh Republika.co.id meraih penghargaan HPN untuk jurnalisme inovasi kategori siber.
Dewan juri terdiri atas Onno W Purbo, Rita Sri Hastuti dan Budiono Dharsono memilih karya tulis yang disiarkan pada 30 September 2015 dengan total nilai 233,5, mengungguli karya-karya lain yang dikirim oleh 11 media.
Menurut Rita Sri Hastuti, yang mewakili Persatuan Wartawan Indonesia, karya yang masuk secara umum belum dalam format sebagai jurnalisme siber, karena masih bertele-tele dengan deskripsi yang panjang seperti untuk majalah.
Namun isu yang diangkat oleh pemenang mengenai tema humanisme, dengan gaya bahasa yang menarik, ujar Rita.
Pakar media online, Onno W Purbo menyoroti bahwa dibandingkan karya yang masuk tahun lalu, saat ini meningkat jauh dalam jumlah maupun kualitas, meskipun belum banyak menonjolkan ciri tulisan media siber.
Tulisan secara umum seperti memindahkan tulisan cetak di siber untuk mengikuti lomba, sementara untuk tulisan online seharusnya cukup dua halaman tetapi bisa maknyus, katanya.
Pemenang jurnalisme siber akan mendapat hadiah tropi, piagam dan uang tunai Rp10 juta yang juga akan diserahkan pada puncak acara HPN.