- Oleh MC KAB GARUT
- Jumat, 13 Juni 2025 | 10:42 WIB
: Keluarga korban antre untuk pengambilan sampel korban ledakan yang dilakukan oleh Biddokkes Polda Jabar di RSUD Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/5/2025). Biddokkes Polda Jabar melakukan pengambilan data korban sebelum kejadian atau antemortem dengan metode wawancara kepada keluarga korban ledakan pemusnahan amunisi tak layak pakai yang terjadi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/rwa.
Oleh Eko Budiono, Kamis, 15 Mei 2025 | 11:57 WIB - Redaktur: Untung S - 312
Jakarta, InfoPublik - Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana mengatakan, pihaknya telah memeriksa beberapa barang bukti dari lokasi ledakan amunisi di Garut, Jawa Barat.
"Beberapa barang bukti yang sudah dikumpulkan oleh tim untuk nantinya dilaksanakan analisa," kata Brigjen Wahyu melalui keterangan resmi, Rabu (14/5/2025).
Namun demikian, Brigjen Wahyu tidak menjelaskan secara rinci apa saja barang bukti tersebut.
Brigjen Wahyu menegaskan, barang bukti tersebut nantinya akan diuji dengan metode tertentu oleh tim investigasi.
Hasil dari pengujian barang bukti itu, lanjut Wahyu, akan diselaraskan dengan hasil pemeriksaan beberapa saksi yang telah diperiksa tim investigasi."Tim investigasi telah meminta keterangan beberapa saksi. Dari masyarakat ada 21 orang dan unsur TNI 25 orang," kata Wahyu.
Brigjen Wahyu memastikan hasil pemeriksaan barang bukti tersebut akan keluar dalam beberapa waktu ke depan.
Sebelumnya, Brigjen Wahyu mengatakan bahwa peristiwa ledakan itu terjadi ketika TNI AD melakukan pemusnahan amunisi oleh jajaran Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD di Desa Sagara Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut Jawa Barat, Senin (12/5) pukul 09.30 WIB.
"Pada awal kegiatan, secara prosedur telah ada pengecekan terhadap personel maupun yang berkaitan dengan lokasi peledakan. Semuanya dinyatakan dalam keadaan aman," kata Wahyu.
Personel kemudian membuat dua lubang sumur untuk tempat memasukkan amunisi milik TNI AD yang akan dimusnahkan.
Setelah lubang tersebut dibuat, kemudian dimasukkan amunisi yang akan dimusnahkan, lalu lubang tersebut diledakkan oleh personel TNI AD menggunakan detonator.
"Peledakan di dua sumur ini berjalan dengan sempurna dalam kondisi aman," kata Brigjen Wahyu.
Setelah itu, personel mengisi satu lubang yang telah disiapkan untuk menghancurkan detonator yang sebelumnya dipakai untuk meledakkan dua lubang sumur.
Detonator itu dimasukkan ke dalam lubang untuk dimusnahkan dengan cara yang sama dengan pemusnahan amunisi sebelumnya.
"Saat tim penyusun amunisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut, secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang," kata Kadispenad.
Ledakan tersebut mengakibatkan 13 orang meninggal dunia, dengan empat orang di antaranya merupakan anggota TNI, dan korban lainnya adalah warga sipil.