- Oleh Untung Sutomo
- Minggu, 13 April 2025 | 07:09 WIB
© 2023 - Portal Berita InfoPublik.
: Presiden Prabowo Subianto memberikan keterangan pers kepada awak media usai menjadi pembicara pada ADF 2025 di Antalys, Turkiye, pada Jumat, 11 April 2025. Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr
Oleh Untung Sutomo, Minggu, 13 April 2025 | 08:07 WIB - Redaktur: Untung S - 454
Antalya, InfoPublik – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menegaskan kembali komitmen Indonesia pada prinsip politik luar negeri yang bebas-aktif dan netral, sekaligus mengedepankan hubungan damai dengan semua negara.
Pernyataan itu disampaikan dalam sesi ADF Talk pada Antalya Diplomacy Forum (ADF) 2025, Jumat (11/4/2025) dikutip dari BPMI Setpres.
Presiden Prabowo menjelaskan bahwa prinsip ini telah menjadi landasan diplomasi Indonesia sejak era pendiri bangsa, termasuk ketika Indonesia bersama India, Mesir, dan Yugoslavia mempelopori Gerakan Non-Blok pada 1961. "Rakyat kami tidak ingin terlibat dalam aliansi atau blok militer manapun. Kami memilih netral," tegasnya.
Ia juga mengutip filosofi kuno Asia yang dipegang teguh dalam kebijakan luar negeri Indonesia: "Seribu teman terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak." Prinsip ini, menurutnya, menjadi kunci menjaga stabilitas dan perdamaian.
Presiden mencontohkan bagaimana prinsip serupa diterapkan dalam ASEAN, di mana negara-negara anggota memilih dialog daripada konflik meski memiliki perbedaan. "Kita lebih memilih bicara, bicara, dan bicara. Meski terkadang membosankan, itu lebih baik daripada bertikai," ujarnya.
Prabowo menegaskan visinya untuk menjadikan Indonesia sebagai mediator dan jembatan dalam hubungan internasional, khususnya di antara negara-negara besar. "Saya ingin menjaga hubungan baik dengan semua kekuatan global, sekaligus mengharapkan penghormatan yang sama terhadap kedaulatan kami," jelasnya.
Komitmen ini tercermin dalam kebijakan "bertetangga baik" yang menjadi pilar diplomasi Indonesia sejak awal kepemimpinannya.