- Oleh Wandi
- Kamis, 28 November 2024 | 10:07 WIB
: Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) yang dipimpin oleh Asisten Intelijen Kasal Laksamana Madya TNI Akmal bersama Royal Thai Navy (RTN) yang dipimpin oleh Director General NID Vice Admiral Puchong Praditteera menggelar 7th Intelligence Exchange Conference (IEC) 2024 di Royal Thai Navy Headquarters, Bangkok, Thailand, Rabu (4/12/2024). Foto. tni.mil.id
Oleh Fatkhurrohim, Kamis, 5 Desember 2024 | 04:27 WIB - Redaktur: Untung S - 104
Bangkok, InfoPublik – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), yang dipimpin oleh Asisten Intelijen Kasal Laksamana Madya TNI Akmal, bersama Royal Thai Navy (RTN) yang dipimpin oleh Director General NID Vice Admiral Puchong Praditteera, menggelar 7th Intelligence Exchange Conference (IEC) 2024 di Royal Thai Navy Headquarters, Bangkok, Thailand, pada Rabu (4/12/2024).
Konferensi itu bertujuan untuk memperkuat kerja sama intelijen maritim antara Indonesia dan Thailand serta membahas isu-isu keamanan maritim yang berdampak pada stabilitas kawasan.
Forum tahunan ini menjadi wadah penting untuk dialog dan diskusi mengenai berbagai tantangan yang dihadapi dalam menjaga keamanan maritim, baik di tingkat global, regional, maupun nasional. Dalam pertemuan ini, TNI AL dan RTN membahas langkah-langkah konkret untuk mengatasi ancaman maritim yang dapat mengganggu keamanan kawasan, termasuk penyelundupan narkoba, perdagangan manusia, serta potensi ancaman lainnya di wilayah perairan Asia Tenggara dan Indo-Pasifik.
Laksamana Madya TNI Akmal menjelaskan bahwa kerja sama intelijen maritim antara Indonesia dan Thailand sangat penting untuk menjaga stabilitas dan keamanan kawasan. “Kerja sama ini tidak hanya dalam berbagi informasi, tetapi juga dalam meningkatkan koordinasi melalui latihan dan operasi bersama,” ujarnya.
TNI AL, menurut Laksamana Madya Akmal, telah berhasil mengamankan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) dan menggagalkan sejumlah upaya penyelundupan narkoba serta perdagangan manusia yang melibatkan jalur pelayaran internasional. “Keberhasilan pengamanan ALKI menunjukkan betapa pentingnya peran intelijen dalam menjaga keamanan maritim Indonesia dan menanggulangi ancaman yang bisa mempengaruhi stabilitas kawasan,” tambahnya.
Vice Admiral Puchong Praditteera dari RTN menekankan bahwa negara-negara ASEAN memiliki kekuatan besar yang dapat dimanfaatkan untuk saling mendukung dalam menghadapi ancaman maritim. “Penting bagi negara-negara ASEAN untuk mempererat kerja sama melalui berbagi informasi intelijen, latihan bersama, dan operasi bersama guna menghadapi tantangan maritim yang semakin kompleks, khususnya di wilayah Indo-Pasifik dan Asia Tenggara,” ungkapnya.
Ia juga menyatakan bahwa kekuatan bersama ASEAN akan menjadi kunci utama untuk mengatasi tantangan maritim, terutama dalam menghadapi ancaman yang melibatkan kekuatan luar kawasan.
Dalam konferensi ini, TNI AL dan RTN sepakat untuk memperkuat kerjasama melalui Notes of Discussion (NOD), yang akan menjadi dasar perjanjian kerja sama di masa depan. Fokus utama dari kesepakatan ini adalah Sharing Information of Maritime Security, yang bertujuan untuk meningkatkan koordinasi dan pertukaran data terkait ancaman maritim, serta memperkuat pengamanan di kawasan perairan Asia Tenggara.
Dengan adanya kesepakatan ini, kedua angkatan laut berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama intelijen maritim, yang diharapkan dapat mempercepat respons terhadap ancaman di wilayah perairan yang sangat strategis ini.